Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ramadhan, Pamungkas: Antara Sebelum, Saat Bulan Puasa, dan Sesudah Idul Fitri...

4 September 2011   16:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:14 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*  *  *

04 Agustus 2011 (pukul 04:20 wib) "Ilham, ayo kita ngumpul. Udah sebulan lebih kita ga main bareng..." Ucap Danu, kawannya. "Ngga, ah. Gw mau coba berhenti dari yang namanya judi, minum apalagi Cewek..." Jawab Ilham. "Ah, cemen lo... Lebaran kan udah lewat. Ngapain sok rajin-rajin, paling juga seminggu lagi lo ikutan nongkrong di pinggir rel seperti dulu..." Ujar Rizki, kawannya menambahkan. "Ya, buat berhenti total emang susah. Tapi gw mau coba untuk ngelupain sedikit, demi sedikit. Gw pengen ngejauhin yang namanya judi, cewek apalagi minuman..." Ujarn Ilham, lugas. "Ok, deh. Kalau emang itu niat lo buat ngejauhin yang seperti itu gw salut. Tapi lo mau ikut gw ke Kemayoran ga, ada yang nantangin balapan, lumayan tarohannya seribu..." Bang Sanif, kawan seniornya ikut menimpali. (Seribu, maksudnya adalah satu juta rupiah. Bahasa anak motor) "Ga, ah Bang. Terima kasih, untuk saat ini saya mau berhenti dulu. Lagian balapan itukan termasuk judi juga, terus saya takut ntar kecelakaan lagi. Ntar ga bisa nemuin Ramadhan tahun depan..." Ilham kembali menegaskan.

*  *  *

ah, semoga saja Ilham dapat mempertahankan suasana Ramadhan

dalam sebelas bulan kedepan...

*  *  *

* * * * Choirul Huda * * * * _______________________________________________________________________________ Note: hanya sedikit pengalaman pribadi ditambah dengan kisah beberapa kawan _______________________________________________________________________________ Serial Idul Fitri Lainnya: - Idul Fitri, Ketika Mantan Istri dan Suaminya Meminta Maaf... - Idul Fitri, Sepenggal Catatan di Bulan Puasa - Idul Fitri, Kisah di Balik Sebuah Kamar Sel... - Idul Fitri, Tetes Air Mata di Pusara Sang Bunda... - Idul Fitri, Meriahnya Takbiran di Musholla Kami... - Idul Fitri, Sisi Lain Akibat "Lebaran" Diundur. (Ketupat Ibu Bisa-bisa Basi...) - Idul Fitri, Saatnya Sesama Kompasianer Saling Memaafkan... - Idul Fitri, Air Mata Yang Menetes di Pusara Sang Bunda...

*  *  *

Serial Ramadhan Lainnya: - Ramadhan, Ketika Sang Bos Konveksi "Kepusingan" Ditagih THR Pemuda Kampung... - Ramadhan, Ketika Kawanan Murid SD itu, melakukan "BUDI" (Buka Puasa Diam-diam) - Ramadhan, Sepinya Musholla Menjelang Lebaran - Serial Ramadhan: Lebaran Cuma Sehari, Sibuknya Berbulan-bulan...! - Ramadhan, Hukum Rimba di Jakarta menjelang waktu "Berbuka" Puasa... - Ramadhan, Antara Sepinya Lokalisasi dan PSK yang Mudik - 17 Agustus: Hari Kemerdekaan yang Rakyatnya sama sekali Belum Merdeka...! - Geliat Pedagang Nanas menjelang Lebaran (I) - Ramadhan, Metamorfosis Sebelum Bulan Puasa, Saat ini dan Setelah Lebaran... - Ramadhan, Mudik Naik Motor untuk Mengirit atau malah... - Ramadhan, Brakkk. Pergi mencari Gelar: Pulang tinggal Nama… - Antara Lebaran, Leburan dan Liburan?

*  *  *

Ini adalah tulisan terakhir saya dengan tema Idul Fitri dan Ramadhan, masih ada empat tulisan lagi yang belum sempat diposting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun