Mohon tunggu...
Rodif Bosid
Rodif Bosid Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu PTN Tanah Air. Ingin mencintai Tanah Air ini dengan sepenuh hati.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diskusi Online tentang Pendidikan

4 April 2013   07:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:45 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13650095091848458815

Move On

Memang benar, pendidikan dan juga bidang-bidang yang lain di negeri ini masih terkena imbas dari rezim orde baru (orba). Berbagai sistem terkait pendidikan masih sangat kentara aroma-aroma orbanya. Kalau boleh meminjam bahasa anak muda sekarang, agaknya pemerintah belum bisa move ondari sistem orba sejak bergulirnya reformasi.

Kita bisa melihat bahwa praktik-praktik KKN masih saja ditemui di mana saja. Di bidang pendidikan praktik kotor tersebut kini sudah tidak lagi dilakukan di bawah meja namun di atas meja. Sungguh ironis. Milyaran dana digelontorkan untuk pendidikan di Tanah Air namun sampai sekarang hasilnya masih diragukan. Malah gelontoran dana yang begitu banyaknya dijadikan sebagai objek untuk berebutan oleh para pemimpin negeri ini.

Dampaknya pendidikan tidak lagi murni untuk mencerdaskan seperti yang tertuang dalam naskah pembukaan UUD 1945. Ki Jliteng, dalang Wayang Kampung Sebelah pernah berujar dalam pentasnya bahwa di negeri ini serbanya dibisniskan, sampai pendidikan pun sekarang juga dibisniskan. Sekali lagi, ini sangat ironis. Kita belum bisa move on.

Peran Pemuda

Kemudian dari permasalahan-permasalahan yang komplek tersebut sudah menjadi keharusan bagi kita sebagai kaum muda yang nantinya akan memegang panji-panji perjuangan di masa mendatang untuk turut memikirkan nasib bangsa ini. Mencurahkan apapun yang barangkali bisa menjadi solusi untuk perbaikan bangsa.

Sejauh ini yang saya lihat mahasiswa pada umumnya masih berkutat pada kesibukan pribadi mereka. Sangat jarang yang mau ikut berpikir secara kritis untuk kemajuan bangsanya. Terlebih lagi bagi mahasiswa calon pendidik, sebenarnya sejak sekarang mereka harus mulai berpikir tentang solusi konkrit terkait pendidikan. Karena pendidikan adalah hal yang paling mendasar yang harus ditanamkan kepada seluruh masyarakat.

Dan sebagai warga pergerakan ini juga menjadi sebuah kritikan keras jika tidak mau ikut andil dalam penyelesaian terkait masalah ini. Ini juga menjadi kritik bagi saya karena saya juga terlibat di dalamnya. Sejauh ini saya pribadi masih heran kenapa seakan-akan para aktivis lebih memilih isu-isu populer serta wacana internasional untuk dijadikan sebagai bahan pendiskusian bagi mereka. Bukankah ada hal yang lebih penting yang sejatinya perlu untuk digarap bersama?

Berbicara tentang kapitalisme, globalisasi, dan terorisme seakan-akan menjadi sebuah kebanggaan bagi warga pergerakan. Tidak salah memang karena itu juga penting akan tetapi terkait penanaman nalar kritis kepada sebagian besar pemuda di negeri ini untuk sadar akan pentingnya pendidikan berkarakter saya pikir jauh lebih tepat dan bermanfaat.

Sebagai warga pergerakan hendaknya kita bisa merefleksikan diri bahwa terkadang dalam berpikir dan bertindak kita sudah terlalu jauh tanpa melihat kebutuhan yang ada.

Dewasa ini mahasiswa semakin kering akan nilai-nilai. Ini merupakan satu hal yang mau tidak mau harus digarap. Penanaman nilai-nilai kepada mahasiswa secara umum harus diintensifkan. Ideologisasi terkait nasionalisme harus terus dilakukan. Dan jangan sampai sebagai mahasiswa hanya berkutat pada terori-teori di dalam kelas, sebuah tindakan nyata ke lapangan juga harus mereka ketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun