Mohon tunggu...
robiatul adawiyah
robiatul adawiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

menjelajahi alam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teologi dan Etika Digital: Menyikapi Tantangan Moral di Era Teknologi Informasi

14 Oktober 2025   22:26 Diperbarui: 16 Oktober 2025   22:51 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak

Teknologi informasi tumbuh dengan sangat cepat, tetapi kesadaran tentang etika masih kurang. Masalah-masalah seperti berita bohong, perundungan di dunia maya, dan pelanggaran privasi semakin meningkat. Oleh karena itu, kita memerlukan pedoman moral yang kokoh. Etika digital berperan dalam menciptakan perilaku online yang baik, sementara teologi memberikan dasar nilai agama yang memperkuat kesadaran etika. Kerjasama antara keduanya sangat penting untuk mengatasi masalah moral di zaman digital ini.

Pendahuluan

Era teknologi informasi, yang sering disebut era digital, telah mengubah lanskap kehidupan manusia secara fundamental. Dari cara kita berkomunikasi, bekerja, hingga berinteraksi sosial, revolusi digital menawarkan kemudahan yang tak terbayangkan sebelumnya. Namun, di balik segala kemajuan ini, tersembunyi serangkaian tantangan moral dan etika yang mendesak, memaksa ranah teologi dan etika untuk terlibat secara serius. Artikel ini akan membahas bagaimana teologi dan etika digital dapat menjadi kompas moral untuk menyikapi kompleksitas tantangan di ruang virtual.

I. Pengertian Era Digital dan Masalah Moralitas 

Era digital ditandai oleh kecepatan dalam berkomunikasi, jaringan global yang luas, serta kemampuan untuk menyimpan dan mengolah data dalam jumlah besar. Tiga elemen utama data besar, kecerdasan buatan, dan media sosial telah membuat keadaan baru yang seringkali bergerak lebih cepat daripada pemikiran etis kita. 

Masalah moral yang muncul di dunia digital sangat kompleks dan mendalam: 

A. Krisis Martabat Manusia 

Teknologi digital, terutama kecerdasan buatan dan algoritma, bisa menjadikan orang hanya dianggap sebagai data atau barang yang bisa dijual. Nilai penting dari martabat manusia terancam ketika interaksi menjadi tidak dalam, hanya berdasarkan algoritma, dan tidak akrab. Misalnya, ada praktik kapitalisme pengawasan, di mana data pribadi digunakan untuk mendapatkan keuntungan, membuat batas antara privasi dan komoditas menjadi kabur.

B. Tantangan Keadilan dan Kebenaran Digital

Penyebaran berita bohong dan komentar kebencian sudah menjadi masalah besar di dunia maya. Kebebasan untuk berbicara, yang sangat dihargai, sering disalahgunakan untuk menciptakan perpecahan dan merusak nama baik orang lain. Dari sudut pandang agama, ini bertentangan dengan ajaran tentang kebenaran dan kasih yang ada dalam banyak agama. Selain itu, kesenjangan dalam akses teknologi juga menambah ketidakadilan sosial, di mana tidak semua orang mendapatkan akses yang sama terhadap teknologi dan informasi, sehingga membuat perbedaan dalam ekonomi dan pendidikan semakin parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun