Mohon tunggu...
Robi Ariyanto
Robi Ariyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - JURNALIS

Mahasiswa Universitas Islam Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Persiapan dan Hikmah Pasca Pandemi

4 Mei 2020   19:38 Diperbarui: 4 Mei 2020   19:41 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar pandemi covid-19 seakan sudah tidak asing ditelinga kita. Dimana pemberitaan mengenai pandemi tersebut seakan tiada habisnya. .

Sebab hampir setiap hari media massa terus memberitakan perkembangan kasus tersebut. Baik media televisi, cetak,Media online, serta tak jarang melalui media sosial sekali pun. 

Informasinya pun beragam ada yang memberikan infromasi yang sifatnya edukatif seperti memberikan tata cara mencegah virus tersebut dan mengajak untuk tidak panik ( Takut). Namun tak jarang pula ada berapa informasi yang tendensinya menakut-nakuti masyarakat. Sehingga membuat resah dikalangan masyarakat. 

Hal-hal seperti itu seharusnya patut dihindari terkhusus bagi mereka pegiat media informasi. Agar masyarakat tidak menjadi panik ketika membaca informasi yang tersebar.

Disamping itu semua masyarakat pun haruslah bisa memposisikan dirinya. Dengan tidak mengkonsumsi mentah-mentah inoformasi-informasi yang bertebaran.

Apalagi sumber berita tersebut berasal dari website yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kevaliditasan nya. Untuk menghindari itu semua, cara sederhananya yakni dengan memfilter setiap informasi yang telah dibaca. 

Yang kemudiaan tidak serta merta membagikan tautan/link berita tersebut kepada teman online maupun teman di dunia nyata. Demi memutus penyebaran informasi yang belum akurat tadi.

Dalam situasi seperti saat ini membangun persatuan dengan semangat gotong royong saangtlah diperlukan. 

Sebab dengan persatuan lah pandemi ini akan cepat berlalu. Sederhananya mulai dengan mentaati peraturan dan anjuran yang telah dikeluarkan pemerintah pusat. Dengan menjaga jarak Physical Distancing dan tetap berada dirumah. 

Selain itu semangat saling membantu haruslah terus ditingkatkan, dengan membantu tetangga/ warga lingkungan yang sedang membutuhkan. Bantuan pun beragam sesuai dengan kemapuan, namun jika melihat setuasi seperti ini apalagi ditengah ramadhan pasti hal yang utama dibutuhkan yaitu sembako.

Selain itu pemerintah harus mulai mempersiapkan diri dari sekarang. Terkait pasca pandemi ini berakhir. Meskipun sampai sekarang tren kasus ini belum juga menunjukan grafik penurunan dan tidak diketahui sampai kapan kasus ini berakhir. Meskipun banyak ilmuwan yang memprediksi waktu berakhirnya pandemi ini. 

Namun pemerintah harus tetap menyiapkan formulasi kebijakan-kebijakan terbaiknya, agar ketika pandemi ini berakhir semua sektoral yang sempat terdampak dapat berangsur-angsur pulih seperti sedikia kala sebelum adanya pandemi ini. Sebab jika kita melihat kebelakang situasi pandemi ini sangatlah membawa dampak tehadap beberapa sektortoral, mulai ekonomi, pendidikan,hingga tenaga kerja. 

Berbicara tenaga kerja, selama pandemi ini menurut rillis yang dikeluarkan Kementerian Ketenagakerjaa (KEMANAKER) per 20 April jumlah tenaga kerja yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sebanyak 2,8 juta orang . 

Sedangkan menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)  bidang UMKM Suryani Motik yang dihimpun di CNN Indonesia 1 Mei 2020 ia menyebutkan jika warga yang menjad korban PHK bisa mencapai 15 juta. Sebab ia menggap bahwa rillis yang dikeluarkan KEMANAKER belum termasuk sektor UMKM. 

Sehingga berbeda data dengannya, yang ia sudah menghitung secara keseluruhan termasuk UMKM. Hal itu bisa saja bertambah jika situasi ini terus berkepanjangan.

Dengan begitu tentu akan berpengaruh terhadap jumlah pengangguran di Indonesia. Menurut Sri Mulyani yang dimuat di Kompas.com 2 Mei 2020, dimana jumlah pengangguran akan mengalami kenaikan. Skenario berat mengalami kenaikan 2,9 juta orang, Namun bisa lebih berat yakni bisa mencapai 5,2 juta. 

Tentu dengan angka yang demikian bukan lah angka yang kecil. Belum lagi hal tersebut juga akan membawa pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu besarnya dampak pandemi covid-19 ini. Kita berharap semoga saja situasi pandemi ini secepatnya berlalu.

Namun dibalik itu semua ada hikmah positif yang bisa kita ambil ditengah situasi pandemi ini . Salah satunya terciptanya masyarakat yang saling bahu-membahu atau budaya gorong royong. Sebab jika kita melihat kilas balik kebelakang, masyarakat kita sebelum pandemic ini semangat gotong royongnya menurun. 

Maka dengan momentum seperti ini lah kita membangkitkan kembali budaya ketimuran kita untuk saling bergotong royong dalam hal apapun. Meskipun dalam keadaan baik sekalipun. Kita harus tetap membudayakan semangat gotong royong tesebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun