Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Australia Sangat Menghargai Peternak dan Petani Mereka

1 Juli 2016   19:32 Diperbarui: 2 Juli 2016   12:28 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - ternak domba (AFP PHOTO /ANP / ILVY NJIOKIKTJIEN)

Pada waktu masih bertugas, banyak kontak saya dengan orang Australia/Selandia Baru. Inilah pengamatan saya (bukan pengamatan ilmiah) bagaimana mereka menghormati, menghargai, dan membela para petani/peternak mereka. Izinkan saya berbagi.

Orang Australia menyadari dan menekankan bahwa yang menjamin tersedianya hidangan di meja makan adalah petani/peternak dan bukan toserba. Orang Australia yakin petani/peternak mereka memegang peran penting dalam kesejahteraan bangsa Australia.

Profesi 24 Jam/Hari, 7 Hari/Minggu

Ini kata orang Australia: Kita semua, apalagi para anak muda, ingin hidup di kota yang terang-benderang dan penuh tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi, tempat minum-minum. Jangankan untuk acara ngobrol-ngobrol, petani/peternak tidak dapat hadir penuh waktu pada resepsi pernikahan anak mereka. Mereka perlu segera kembali ke peternakan mereka, karena sapi harus diperas susunya. Peternak tidak dapat mengubah waktu memeras susu sapi.

Orang Australia berterima kasih atas pengorbanan para petani/peternak mereka. Kita cenderung menyebut orang Barat sebagai individualis, mementingkan diri sendiri. Cara orang Australia menyikapi petani/peternak mereka adalah bentuk gotong-royong mereka.

Bangga Mencukur Bulu Domba

Laki-laki Selandia Baru merasa bangga menceritakan kesanggupan mereka mencukur bulu domba. Rekor mencukur bulu domba (kg/jam), seolah ukuran kejantanan seorang laki-laki Selandia Baru. Peternak adalah profesi yang mereka kagumi.

Dilarang Menanam Pohon Pisang

Menurut seorang teman, di Australia kita tidak bebas menanam pohon pisang di halaman rumah kita. Dikhawatirkan pohon pisang yang kita tanam mengandung penyakit yang menulari perkebunan pisang milik Asosiasi Petani Pisang.

Pertama kita membuat permohonan kepada Asosiasi Petani Pisang. Asosiasi akan memberikan kita pohon pisang jenis “lain” yang berlainan sekali dengan pohon pisang “komersial”. Pisang jenis “lain” mungkin tidak menghasilkan pisang yang enak untuk dimakan, tetapi bebas penyakit.

Melindungi Petani/Peternak dari Bahaya Luar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun