Mohon tunggu...
Robert Dacing
Robert Dacing Mohon Tunggu... Jurnalis - Menjahit Kebenaran

Jurnalis Terbaik Bukannya Tanpa Salah, Tapi Mengoreksi Tanpa Lelah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Aman Lambung", Momen Kesempatan dalam Kesempitan

25 November 2020   22:59 Diperbarui: 25 November 2020   23:19 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via lifestyle.bisnis.com

Alih-alih menjadi intelektual sejati yang terjadi melacurkan pengetahuan itu sendiri. Sementara ruang kontestasi gagasan yang digunakan dalam proses kegiatan belajar kosong dan hampa maknanya. Mereka tidak lagi menjadi bagian dari proses dinamika kualitas intelektualitas generasi penerus yang idealis malah menjadi bandit dan menjilati remah-remah makanan kekuasaan.

Mungkin ada ketersinggungan jika membaca tulisan ini. Baiknya tolong tersinggung. Bukankah tidak makan satu hari itu lebih baik dari pada tidak berpikir satu hari? soal makan itu urusan perut sudah jelas. Tetapi memusatkan perhatian pada makanan tanpa ada kesan malu dan tak tahu diri itu persis adab kebinatangan. Jadi mengapa harus sering minum dan makan dari menjilat.

Apakah "Aman Lambung "mungkin ini adalah kebiasaan yang digunakan dalam mencegah terjadinya paceklik pangan alias gantung periuk? jelas ini bukanlah satu-satunya cara sebagai dalih kemerosotan ekonomi dan moral. Melainkan ada cara-cara tertentu yang paling banyak digunakan. Asalkan bukan semata-mata hanya untuk amankan lambung.

Dion Rasu
Manusia Biasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun