Mohon tunggu...
Robby Prasetya
Robby Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - newbie

belajar aja dulu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Anak Autisme Bukan Menjadi Halangan untuk Berkarya

27 November 2022   01:20 Diperbarui: 27 November 2022   01:23 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BANYAKNYA orangtua yang tidak menyadari anaknya menyandang autis, diakibatkan sebab tingkatan autisme itu sendiri berbeda pada masing- masing orang.

Autisme bermacam- macam dalam tingkatan keparahan serta indikasi. Dalam sebagian permasalahan, autisme pula bisa tidak disadari, spesialnya autisme ringan pada anak ataupun bila terdapat kelainan lain yang lebih parah sehingga indikasi autisme jadi terabaikan.

Centers for Disease Control and Prevention( CDC), riset memberi tahu prevalensi autisme di dunia sebanyak 1%. Ini maksudnya, 1 dari 100 anak menyandang autisme. Autisme merupakan permasalahan berkembang kembang yang lebih kerap terjalin pada pria dibandingkan perempuan. Pria lebih 5 kali lebih bisa jadi menyandang autisme daripada perempuan.

Mendiagnosis kendala spektrum autisme dapat susah serta bisa membutuhkan sebagian kali cek dokter anak yang mengkhususkan diri dalam pertumbuhan anak. Kendala spektrum autisme mempunyai indikasi yang sama, namun bisa sangat bermacam- macam dalam tingkatan kendala yang dialamai anak.

Keadaan kendala spektrum autisme, antara lain:

1. Asperger\s Syndrome. Pengidap sanggup mempertahankan kehidupan wajar, namun mereka mempunyai permasalahan mengekspresikan emosi serta berhubungan dengan orang lain. Banyak orang dengan sindrom Asperger tidak terdiagnosis hingga mereka berusia sebab pertumbuhan mereka nampak wajar. Orang dengan Sindrom Asperger kerap salah di nyatakan dengan keadaan lain yang menciptakan indikasi yang mirip semacam kendala obsesif kompulsif serta kendala kecemasan sosial.

2. Childhood Disintegrative Disorder. Wujud sangat jarang dari autisme yang bisa kurangi keinginan anak buat berhubungan dengan orang lain. Kanak- kanak hendak menyudahi bermain serta berhubungan dengan orang lain. Pertumbuhan mereka hendak mundur, serta mereka hendak kehabisan keahlian yang telah mereka kembangkan lebih dahulu.

3. Rett Syndrome. Sesuatu keadaan yang pengaruhi anak muda gadis. Penyakit ini menimbulkan otot- otot jadi menyudahi berkembang. Penderita dengan Sindrom Rett hendak menampilkan gerakan tangan berulang- ulang serta hendak menampilkan isyarat keterbelakangan mental. Anak muda gadis dengan Rett Syndrome cenderung mempunyai keahlian yang rendah serta hendak membutuhkan perawatan buat segala hidup mereka.

4. Pervasive Developmental Disorder. Biasa terjalin di golongan kanak- kanak, ialah suatu diagnosa kala anak memiliki indikasi Autism ataupun Asperger syndrome, tetapi tidak penuhi kriteria secara khusus dari keduanya.

Walaupun tidak terdapat obat buat autisme, perawatan intensif, serta pengobatan semenjak dini bisa membuat perbandingan besar dalam kehidupan banyak anak dengan kendala tersebut. Stigma negatif menimpa anak autisme wajib lekas dihilangkan. Semangat kanak- kanak pengidap autisme sudah meyakinkan kalau autisme tidak menyurutkan langkah mereka buat berprestasi. Bukankah kita telah banyak memandang kabar menggembirakan menimpa prestasi mereka yang luar biasa serta diakui dunia.

Jadi orang tua untuk anak berkebutuhan spesial, semacam autisme, memanglah penuh tantangan. Tidak cuma dari anak, tetapi pula dari diri Kamu sendiri serta area di dekat anak. Salah satu perihal yang sering jadi kekhawatiran banyak orang tua merupakan soal kemandirian anak penyandang autisme di masa depan. Sementara itu, dengan pola pengasuhan terpadu, bukan perihal yang tidak bisa jadi anak penyandang autisme dapat mandiri, berprestasi, apalagi mencapai kesuksesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun