Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Valentine Day" Islami

13 Februari 2018   18:03 Diperbarui: 14 Februari 2018   08:11 1713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Semua agama mengajarkan kasih sayang. Begitu juga dengan Islam. Bahkan Islam adalah kasih sayang itu sendiri. Kalau ada orang yang mengaku islam tapi sukanya melecehkan, menyakiti manusia, itu bukan Islam. Itu jelas bajingan yang agamanya Islam. Salahkan manusianya, jangan agamanya.

Ngomong soal kasih sayang, Islam sebenarnya punya semacam Hari Kasih Sayang ---Ini saya juga baru tahu, dari buku Cak Nun "Jejak Tinju Sang Kyai", ojok ngomong sopo-sopo--. Tentu saja kasih sayang dalam arti yang universal, bukan kasih sayang ala Valentine Day, kasih sayang sejoli yang saling mencintai itu.

Hari Kasih Sayang di sini adalah mengenang Fathu Mekkah (pembebasan kota Mekkah) yang diabadikan dalam Al Quran sebagai Fathan Mubina (kemenangan yang nyata), tanggal 10 Ramadhan tahun 8 H (Surat Al-Fath ayat 1). Saat itu sepuluh ribu pasukan Islam dari Madinah berhasil merebut kembali kota Mekkah dari pasukan Quraisy tanpa perlawanan berarti.

Setelah Mekkah berhasil direbut, berhala-berhala dihancurkan, Rasulullah memberikan pengampunan kepada ribuan tawanan musuh, "Wahai manusia, hari ini bukan hari pembantaian, melainkan hari ini adalah hari kasih sayang, dan kalian semua merdeka kembali ke keluarga kalian masingmasing."

Padahal bisa saja saat itu pasukan Islam membalas dendam atas penindasan kaum Quraisy pada umat Muslim selama bertahun-tahun. Tapi Rasulullah menghendaki perdamaian dan pengampunan. Pokoknya hari itu tidak ada yang boleh ngasah pedang, dipersilahkan kembali ke istrinya masing-masing. Terserah kalau mau bercinta sampai dengkul kopong. Perang sudah berakhir.

Tentu saja pasukan Islam langsung  galau mendengar pidato Rasulullah. Sudah capek-capek mempertaruhkan nyawa, dihinakan, dinistakan bertahun-tahun, lha kok saat kemenangan sudah diraih, disuruh membebaskannya.

Apalagi ternyata masih ada perintah lagi. Rasulullah memerintahkan pampasan perang, harta benda dibagikan kepada para tawanan perang. Pasukan Islam sendiri nggak kebagian apa-apa, ndlahom jaya. Mereka pun protes keras.

Melihat pasukan Islam tidak terima, Rasulullah pun bertanya, "Sudah berapa lama kalian bersahabat denganku? Selama kalian bersahabat denganku, apakah menurut hati kalian aku ini mencintai kalian atau tidak mencintai kalian? Kalian memilih mendapatkan unta ataukah memilih cintaku kepada kalian?"

Mendengar pitutur Rasulullah, pasukan Islam pun terharu, nangis bombay, karena cinta Rasulullah pada mereka begitu besar, sama sekali tidak sebanding dengan pampasan perang, unta, harta benda yang dibagikan pada para tawanan.

Lewat kejadian ini Rasulullah memperlihatkan pada umatnya tentang kemenangan yang sejati. Yaitu kemenangan mengalahkan diri sendiri. Mengalahkan nafsu duniawi. Beliau menunjukan pada kita bahwa Islam adalah agama kasih. Dengan kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa rela memaafkan musuh yang telah melecehkan, menghina, bahkan membunuh keluarga mereka.

Karena hakikatnya manusia diciptakan tidak untuk mengalahkan manusia lain, tapi mengalahkan diri sendiri. Dalam perang antar manusia, permainan, olah raga, boleh menang. Tapi di luar itu, tiap hari manusia sebisa mungkin menang berperang melawan dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun