Mohon tunggu...
Rob Januar
Rob Januar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sedang menikmati pagi senja kolong Jakarta...rock on!!!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Rehat Kampanye, Icip-icip Sate Klathak

5 Juli 2009   23:30 Diperbarui: 20 April 2016   01:01 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keragaman budaya kita menyebabkan munculnya berbagai keunikan di banyak segi kehidupan orang Indonesia. Salah satunya tampak dari keunikan kuliner. Yogyakarta punya satu kekayaan kuliner unik yang mulai banyak dikenal orang. Sate klathak namanya.

Seperti jenis sate umumnya, sate klathak menggunakan bahan baku utama daging kambing dengan potongan yang lebih besar dari sate lain. Keunikan yang paling jelas adalah bumbunya yang hanya menggunakan garam.


Makanan satu ini menjadi unik karena citarasanya yang tidak pedas-manis dan penuh bumbu layaknya makanan khas Jogja lainnya. Rasa asin dan kepolosan bumbu itulah yang jadi nilai jual sate klathak.

Keunikan kedua adalah dari cara memasaknya. Sebelum ditusuk-tusuk, irisan daging kambing terlebih dulu diremas-remas agar rasa asin dari garam merasuk. Untuk menambahkan citarasa pedas, beberapa pedagang menambahkan merica atau irisan cabe.

Tiap tusuk sate klathak biasanya diberi enam hingga tujuh potong daging domba. Tak seperti sate jenis lain yang ditusuk dengan bilah bambu atau lidi, sate klathak menggunakan jeruji sepeda untuk membakarnya. Hal inilah yang menjamin potongan besar daging kambing tetap terjamin kematangannya.

Keunikan tak berhenti sampai disini. Ketika disajikan, sambal kacang tanah tak akan pernah menemani sate ini. Namun, penikmat sate klathak akan melihat irisan daun jeruk yang beraroma segar ketika ditaburkan diatas daging panas. Sebagai ganti bumbu kacang, disajikan kuah gulai kambing yang telah disiramkan diatas nasi putih.

Penikmat sate klatak harus sedikit berhati-hati karena sate ini disajikan lengkap dengan tusuk jeruji yang terkadang masih panas ketika akan disantap. Namun tak perlu risau, teh hangat kental khas jogja atau wedhang jeruk yang menjadi teman makan selalu siap menyegarkan kerongkongan anda.

Kesederhanaan bumbu dan kepolosan penyajian menjadi nilai utama yang membuat sate klathak terkenal. Banyak artis ibukota yang bertandang ke Jogja tak segan-segan menempuh resiko dikerubuti penggemar untuk menikmati sate klathak.

Butet Kertarejasa, dalam sebuah artikel kulinernya, mencatat nama-nama seperti Ayu Utami, Didi Petet, Dedy Mizwar, Wulan Guritno, Mira Lesmana, Riri Riza, Tora Sudiro, Komeng, Trie Utami, dan Rieke Dyah Pitaloka pernah mencicipi keunikan sate asli Imogiri ini.

Asal tahu saja, sate klathak di Yogyakarta awalnya cuma dijual di kawasan Pasar Jejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul. Kawasan ini berada di sebuah perempatan Jalan Imogiri, sekitar 12 kilometer ke selatan dari Terminal Giwangan. Jam bukanya pun hanya dari pukul 7 sampai 11 malam.

Tak jelas sejak kapan Sate Klathak muncul. Namun kebanyakan penjual sate klathak yang sekarang berjualan di sekitar pasar Jejeran adalah generasi ketiga. Saat ini, terdapat sekitar 30 pedagang sate klathak yang berjualan dalam radius 1 kilometer dari perempatan Pasar Jejeran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun