Dengan Menyebut Nama Allah yang Mahapengasih lagi Maha Penyayang..
"Dan janganlah Kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan, tempat kembali mereka, Lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.." (Al-Qur'an surah Al-An'am ayat 108)
Saya selalu mengutip ayat dari Al- Qur'an ini, setiap kali ada perdebatan antar umat agama yang sudah mengarah pada hal - hal negatif (mulai menghina, menyindir, dll) . Baik perdebatan secara terbuka maupun di media sosial. Menurut saya, ayat ini sudah sangat jelas sekali menjelaskan jika sebagai umat beragama harus saling menghormati keyakinan umat lain dengan tidak mencaci maki Tuhan umat agama lain. Menurut tafsir yang saya baca, ini merupakan suatu bentuk perbuatan yang meninggalkan maslahat demi mencegah terjadinya masfadat (kerusakan). Asal - usul ayat ini bermula dari perkataan dari kaum musyrik yang meminta Rasulullah (Nabi Muhammad) untuk berhenti mencaci maki berhala mereka, dan jikalau tidak, kaum musyrik akan balas mencaci maki Allah Subhanahu wata'ala. Maka kemudian ayat ini pun turun.Â
+++
entah kenapa, sejak kasus Al-Maidah ayat 51 dan Bapak Ahok, intensitas perdebatan antar umat beragama semakin meningkat. Dan sebagian besar menjurus ke arah caci-mencaci. Tentu saja, hal ini mayoritas terjadi di dunia sosial media. Sebagai pengguna media  sosial aktif, saya agak sedikit terganggu. Mata saya sakit melihat orang saling menghina Tuhan. Hati saya sakit melihat saudara seiman saya dengan "mudah"nya mengucapkan kata yang tidak pantas kepada umat agama lain (Apalagi lihat umat lain mengejek Tuhan saya, lebih sakit hati lagi dunk...). Kemana Akhlak ? Kemana Adab ?  Kemana Rasa Malu ? Kalau sudah begini, jari saya selalu tergerak mengetik ayat ini.  Berupaya menjernihkan , paling tidak ada usaha untuk mendamaikan.Â
Â