Mohon tunggu...
RnD KSEI AkSES
RnD KSEI AkSES Mohon Tunggu... Lainnya - Research and Development Kelompok Studi Ekonomi Islam di Kampus LIPIA Jakarta

Mengembangkan ekonomi islam dengan ukhuwah, dakwah dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dampak Demonstration Effect terhadap Pembangunan Ekonomi di Indonesia Dalam Perspektif Islam

26 Juni 2022   01:30 Diperbarui: 26 Juni 2022   01:39 4075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Demonstration effect

Istilah demonstration effect bisa diartikan dengan gaya meniru. Salah satu contoh gaya meniru dalam kehidupan masyarakat ini yaitu dimana satu golongan masyarakat yang sangat suka meniru gaya kehidupan budaya barat atau Korea Selatan. Menurut Duesenberry (1949) demonstration effect yaitu gaya meniru atas standar konsumsi masyarakat kaya dan negara maju oleh masyarakat dan negara yang sedang berkembang. Pada umumnya penduduk negara berkembang mulai memiliki hasrat untuk meniru ketika mengetahui gaya hidup masyarakat negara maju apalagi dengan standar gaya hidup yang cenderung bersifat konsumtif dan mewah. Gaya inilah yang membuat perilaku konsumsinya akan barang mewah yang tidak dimiliki oleh penduduknya semakin kuat.

Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, begitu pun sebaliknya, pertumbuhan ekonomi akan memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Dampak Demonstration Effect Terhadap Pembangunan Ekonomi

Demonstration effect jelas sangat memberikan efek negatif dalam pertumbuhan ekonomi, karena ketika demonstration effect masif dilakukan oleh masyarakat Indonesia maka yang akan terjadi adalah tingkat impor yang terus naik, sehingga menyebabkan permintaan masyarakat di dalam negeri menurun. Bukan hanya hal itu, tingkat impor yang terus menggunung dibanding permintaan dalam negeri menyebabkan uang rupiah lebih banyak keluar dibanding uang dolar yang masuk. 

Dan ini menjadi salah satu hal yang menyebabkan naiknya tingkat inflasi. Tingginya tingkat inflasi berdampak pada harga -- harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi, sehingga tingginya harga menyebabkan barang -- barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional, begitu pula dengan tingkat ekspor pun ikut menurun. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.

Perilaku demonstration effect ternyata bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat, perilaku ini pun terjadi pada pemerintah, perilaku demonstration effect ini terjadi ketika pemerintah yang sedang dalam kondisi berkembang tetapi gayanya bercermin pada negara maju. Sebagaimana kita ketahui bahwa di negara maju itu serba canggih, mulai dari infrastruktur bahkan teknologi, bukan hanya canggih tapi juga sangat mewah. Hal ini menyebabkan pemerintah memiliki hasrat untuk membangun kantor pemerintahan yang mewah, transportasi yang mewah dan kemewahan lainnya yang sebenarnya tidak terlalu urgen untuk saat ini. Contoh sekarang adalah adanya kereta cepat JKT-BDG, kita semua tahu bahwa dana yang dialokasikan untuk proyek kereta cepat itu bukan sedikit, sangat mahal. 

Padahal itu hanya jarak Jakarta-Bandung yang bisa dibilang lumayan dekat, dan proyek lain sebagainya yang tidak terlalu penting bahkan tidak termasuk pada kebutuhan primer. Memang benar infrastruktur berperan penting terhadap peningkatan investasi serta pemerataan hasil pembangunan, namun perlu kita garis bawahi bahwa untuk menciptakan dan meningkatkan kegiatan ekonomi yang diperlukan adalah infrastruktur yang memadai, maka dari itu infrastruktur tidak perlu bermewah-mewah apalagi sampai mengorbankan masyarakat. 

Alih-alih ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi malah mengakibatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat tidak maksimal, apalagi jika berbicara perihal kemiskinan dan pengangguran seharusnya dua hal ini mendapat perhatian serius karena berkaitan erat dengan kesejahteraan. Alokasi dana yang tidak efektif mengakibatkan uang menipis tetapi masih banyak hal yang harus dipenuhi dan mau tidak mau utang luar negeri menjadi solusi. Jelas itu semakin tidak efektif, maksudnya pembangunan infrastruktur yang tidak urgen dan feedback-nya membutuhkan waktu yang sangat lama. Hal ini pula menjadi penghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun