Mohon tunggu...
Raiyani Muharramah
Raiyani Muharramah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Travel Photographer & Travel Writer

Travel Photographer - Freelance writer my website: http://raiyani.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Raret, Dendeng ala Sumbawa Primadona Pantai Maluk

6 Februari 2015   19:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:43 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah inilah salah satu motivasi saya mengikuti Sustainable Bootcamp PT. Newmont ini, selain ingin menyaksikan secara dekat tentang pertambangan juga bisa melihat keindahan alam Sumbawa.  Wisata berkesan santai ringan dan mungkin tak perlu difikir berat dan dalam. Eh siapa bilang, wisata bisa menjadi sumber pendapatan daerah yang dominan di pulau Bali, so what dengan Sumbawa?, dari sekelumit kesempatan menikmati alam pantai di area lingkar tambang saya bisa menyimpulkam Sumbawa, terutama Sumbawa Barat bisa menjadi mutiara timur yang patut di perhitungkan (bukan pemikiran dadakan)

[caption id="attachment_367560" align="aligncenter" width="480" caption="gapura selamat datang"][/caption]

Masuk area pantai gapura kayu bertulis "Selamat Datang di Pantai Maluk", banyak warung makan disini, cukup nyaman dan bersih. Yang terfikir adalah minum juice segar dan cemilan.  Karena matahri masih terlalu terik, namun siapa tahan berlama lama duduk di kursi kayu ini, karena deburan ombak pantai memanggil manggil untuk turut dalam deburannya. Berjalan perlahan memotret sudut demi sudut pantai Maluk.  Pantai ini menjadi pantai idola, karena paling dekat dengan kawasan tambang, selain paling ramai dikunjungi karena dekat dengan pemukiman masyarakat di Maluk, yang tentu di dominasi pula oleh para karyawan tambang.

waktu tak lagi sempat menyusuri pantai hingga ujung, sajian pisang goreng dan reret sudah tiba, tak ingin kehabisan oleh peserta lain, pisang goreng sudah terlahap, di lanjut dengan reret, dendeng daging sapi ini rasanya mungkin hampir sama dengan dendeng batokok ala sawah lunto sumatera barat, hanya ukurannya yang mungil, hingga tak cukup satu kali raup, pasti akan ambildan mengambil lagi, sajian sambel apalagi, nendang banget!, pasti tak kan berhenti sebelum habis, sikut sana sini berebut dengan teman-teman, inilah keseruan dalam kebersamaan.  Raret jadi makanan primadona disini.

[caption id="attachment_367563" align="aligncenter" width="420" caption="Pisang goreng renyah dan Raret Joss di Pantai Maluk"]

14231981301186313213
14231981301186313213
[/caption]

Pantai Maluk, naïf memang pantai bersih karena tak banyak pengunjung, pantai terjaga karena belum banyak tangan menyentuhnya.Hutan rindang karena belum banyak otak setan merambah negerinya. Sayang tempat sampah tak tersedia dengan cukup.  Hingga membuang botol air mineralpun saya harus berlari ke area warung.  Ada baiknya disediakan tempat sampah di sekitar pantai hingga tak lagi terbiasa membuang sampah seenaknya.  Pantai ini kotor dengan sampah botol mineral, wadah snack angin (snack yang besar kemasannya daripada isinya). Bahkan plastik sabun colek pun ada.

senja … rasanya tak ingin berakhir berada di tempat ini, tapi inilah bumi, berputar terus tiada henti, dan jangan berhenti, jaga kebersihannya, kelestariannya pantai Maluk, hingga Tuhan tak berkehendak untuk menghentikan matahari di Timur

Inilah sekelumit keindahan Pantai Maluk dari saya Peserta Sustainable Bootcamp IV

[caption id="attachment_367564" align="aligncenter" width="420" caption="Pantai Maluk sore hari"]

14231991731021818547
14231991731021818547
[/caption]

[caption id="attachment_367565" align="aligncenter" width="420" caption="asiknya menikmati pantai di gazebo ini"]

14231992671822286444
14231992671822286444
[/caption]

[caption id="attachment_367566" align="aligncenter" width="420" caption="pemecah ombak pantai jadi tempat duduk yang nyaman di tepi pantai"]

14231993971102533661
14231993971102533661
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun