Behaviorisme adalah salah satu aliran psikologi yang menekankan pentingnya pengamatan atas perilaku individu. Aliran ini berpendapat bahwa untuk memahami perilaku manusia, kita harus fokus pada aktivitas yang dapat dilihat, bukan pada peristiwa-peristiwa hipotetis yang terjadi dalam diri individu. Dengan demikian, para penganut behaviorisme secara tegas menolak keberadaan aspek-aspek kesadaran atau mentalitas. Pandangan ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, ketika psikologi masih dianggap sebagai bagian dari filosofi. Namun, behaviorisme sebagai aliran psikologi yang formal dimulai oleh J. B. Watson pada tahun 1913. Watson berargumen bahwa psikologi seharusnya dianggap sebagai cabang ilmu alam yang bersifat eksperimental dan objektif. Oleh karena itu, pendekatan psikologi harus menggunakan metode empiris, seperti observasi, pengkondisian, pengujian, dan laporan verbal.
      Teori belajar behavioristik adalah pendekatan yang menekankan perubahan perilaku siswa sebagai hasil dari stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan) yang mereka terima. Salah satu aliran atau perspektif dalam psikologi pendidikan yang memiliki dampak signifikan terhadap pengembangan teori dan praktik pendidikan hingga saat ini adalah teori belajar behavioristik. Istilah "behaviorisme" berasal dari kata "behavior" dalam bahasa Inggris, yang berarti perilaku. Dalam bahasa Indonesia, kata "behavior" diberi imbuhan -isme di akhir, yang menunjukkan makna sebagai suatu sistem atau aliran tertentu.
Aliran ini memandang manusia sebagai makhluk reaktif yang memberikan respons terhadap lingkungan sekitar. Karena itu, aliran menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Behaviorisme menekankan pentingnya proses belajar dalam memahami tingkah laku manusia. Pendekatan ini menjelaskan bahwa tingkah laku muncul sebagai respons terhadap rangsangan (stimulus) yang menginduksi hubungan reaksi perilaku sesuai dengan hukum-hukum mekanistik. Stimulus merujuk pada adanya perubahan yang mendorong individu untuk bertindak, sementara respon adalah segala bentuk perbuatan dan tingkah laku yang ditimbulkan oleh rangsangan tersebut.
Teori belajar behavioristik memiliki beberapa ciri khusus, antara lain:
(1) perkembangan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh proses belajar,
(2) bersifat mekanis dengan menonjolkan reaksi kebiasaan, serta
(3) mempertimbangkan aspek historis, yang berarti bahwa segala perilaku seseorang  Â
        terbentuk melalui pengalaman dan latihan yang telah dilalui.
Proses yang ditemukan Ivan Pavlov pada awalnya melalui percobaan terhadap anjing. Dalam eksperimen ini ivan pavlov menganggap dengan media menggunakan media binatang memiliki kesamaan dengan manusia.
- Jika anjing diberi makanan, maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur
- Jika anjing diperdengarkan suara lonceng, maka anjing tidak merespon atau tidak mengeluarkan air liur
- Jika anjing diberikan makanan setelah diperdengarkan suara lonceng maka anjing akan mengeluarkan air liur akibat pemberian makanan
- Jika dilakukan secara berulang -- ulang, ketika anjing mendengar suara lonceng tanpa diberikan makanan, maka secara otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya
Dalam teori tersebut juga dapat di aplikasikan di dalam dunia Pendidikan seperti :
Guru menggunakan sistem hadiah kecil berupa poin bagi siswa yang aktif bertanya atau menjawab pertanyaan. Lama -- kelamaan, siswa akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi karena telah mengasosiasikan aktivitas tersebut dengan pengalaman positif.
- Jika seorang siswa diberikan pertanyaan tanpa diberi poin, maka siswa tidak akan ada yang mau menjawab
- Jika seorang siswa diberikan pertanyaan dan diberi poin, maka siswa tersebut akan lebih termotivasi untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan
- Jika dilakukan secara berulang -- ulang, disaat guru memberikan pertanyaan kepada siswa, maka secara otonom siswa memberikan respon untuk berpartisipasi menjawab pertanyaan yang telah diberikan.