Mohon tunggu...
Wanda Rizqiyatul Afifah
Wanda Rizqiyatul Afifah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Trying new things beyond numbers especially writing

Selanjutnya

Tutup

Book

Kenapa Buku Filosofi Teras Perlu Dibaca Sebelum Lulus Kuliah?

4 Mei 2025   16:53 Diperbarui: 4 Mei 2025   17:04 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa mencari makna hidup melalui bacaan. (Sumber: Unsplash/Getty Images)

Sebagai mahasiswa, terkadang kita terlalu sibuk mengejar berbagai pencapaian yang tidak terhitung jumlahnya baik itu nilai akademik, keterlibatan dalam organisasi, atau bahkan sekadar keinginan untuk terlihat "sempurna" di mata orang lain. 

Padahal, di balik pencapaian tersebut, banyak dari kita yang merasa tertekan, cemas, dan bingung akan arah hidup. Salah satu cara untuk melepaskan diri dari beban tersebut adalah dengan membaca buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring, sebuah buku yang menawarkan pandangan hidup melalui filosofi Stoisisme, yang bisa memberikan ketenangan dan pencerahan mental, terutama bagi mahasiswa yang sedang berjuang dengan banyaknya tuntutan hidup.

1. Mahasiswa dan Tekanan Sosial yang Tak Terlihat

Tak sedikit mahasiswa yang merasa harus selalu terlihat sempurna. "Saya baik-baik saja," adalah kalimat yang sering diucapkan meski kenyataannya kita merasa lelah, cemas, dan takut akan masa depan. Dalam banyak kasus, kita berpura-pura bahagia atau merasa cukup hanya agar diterima di lingkungan sosial kita. Di sisi lain, kita sering terjebak dalam perbandingan dengan orang lain, merasa tidak cukup baik jika tidak mendapatkan IPK tinggi, atau tidak terlibat dalam berbagai kegiatan sosial yang dianggap "harus" diikuti oleh mahasiswa.

Buku Filosofi Teras mengajak pembaca untuk melihat kembali pandangan hidup tersebut. Menggunakan prinsip Stoisisme, kita diajarkan untuk tidak terlalu fokus pada pendapat orang lain yang tidak dapat dikendalikan oleh kita dan berhenti mengejar validasi dari luar diri kita. Stoisisme mengajarkan kita untuk mengontrol hal-hal yang ada dalam kendali kita yaitu tindakan dan reaksi kita sendiri daripada terus menerus terjebak dalam opini orang lain atau standar sosial yang sering kali berubah-ubah.

2. Membedakan Mana yang Bisa dan Tidak Bisa Dikendalikan

Salah satu konsep utama dalam Stoikisme (atau stoisisme, sesuai istilah filsafat aslinya) adalah dichotomy of control atau pembagian mana hal-hal yang bisa kita kontrol dan mana yang tidak. Sebagai mahasiswa, seringkali kita merasa cemas tentang hasil ujian, pekerjaan kelompok, atau bahkan penilaian dari dosen. Padahal, semua itu berada di luar kendali kita. Yang bisa kita kontrol adalah bagaimana kita mempersiapkan diri, berusaha semaksimal mungkin, dan merespons hasilnya dengan lapang dada.

Buku  Filosofi Teras menekankan pentingnya untuk fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti cara berpikir dan bertindak. Hal ini sangat berguna bagi mahasiswa yang sering kali merasa tertekan karena ekspektasi yang terlalu tinggi, baik dari orang lain maupun diri sendiri. Dengan belajar untuk menerima bahwa tidak semua hal bisa kita kontrol, kita menjadi lebih tenang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

3. Overthinking dan Ketakutan akan Gagal

Salah satu musuh terbesar yang dihadapi oleh banyak mahasiswa adalah kecenderungan untuk overthinking, yaitu memikirkan segala sesuatunya terlalu dalam hingga merasa terperangkap dalam ketakutan dan kecemasan. Ketakutan akan kegagalan sering kali membuat kita ragu untuk mencoba hal-hal baru atau mengambil langkah besar dalam hidup. Di sinilah Filosofi Teras berperan.

Buku ini mengajarkan kita untuk tidak takut akan kegagalan karena kegagalan adalah bagian dari proses hidup, yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dan belajar dari kegagalan tersebut. Konsep ini sangat relevan bagi mahasiswa yang sering terjebak dalam ketakutan akan masa depan dan takut gagal, terutama dalam menghadapi ujian atau mencari pekerjaan setelah lulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun