Mohon tunggu...
rizqihamidah
rizqihamidah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya menggambar dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Luka yang Tak Terlihat: Berduka, Depresi, dan Proses Menerima

20 April 2025   17:30 Diperbarui: 20 April 2025   17:30 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak semua luka bisa dilihat dengan mata. Ada beberapa luka yang terpendam di dalam dada tak terlihat dan sunyi lalu muncul tanpa aba-aba. Kehilangan sosok yang kita cintai terutama salah satu orang tua kita merupakan salah satu bentuk luka yang paling dalam. Meskipun tubuh kita tetap berdiri tegar, jiwa runtuh berserakan. Separuh bagian jiwa kita ikut pergi bersama kepergian mereka dan tak jarang itu membuat kesedihan yang mendalam.

Berduka adalah proses alami yang dialami seseorang ketika kehilangan hal yang berpengaruh besar dalam hidupnya. Namun, dalam beberapa kasus duka berubah menjadi depresi. Kehilangan semangat, sering melamun, kebingungan, sulit tidur, menangis diam-diam, dan merasa kosong. Ketika kehilangan mulai mengapus warna hidup, hari-hari terasa tidak berarti mungkin kita sedang merasakan lebih dari sekedar duka.

Banyak faktor yang menjadi pengaruh bagaimana seseorang merespon kehilangan.

  • Usia saat ditinggalkan

Ketika ditinggalkan dalam waktu berinjak dewasa merupakan hal yang berat, karena itu merupakan masa-masa dimana kita dari remaja berubah menjadi dewasa dan memerlukan support system .

  • Kedekatan emosional dengan orangtua

Anak yang sangat dekat dengan orang tua akan merasakan pukulan yang cukup besar ktika ditinggalkan dan akan merasa kesepian.

  • Ada atau tidaknya dukungan dari orang sekitar

Dukungan dari orang sekitar merupakan hal yang sangat penting. Ketika kita mendapatkan dukungan dari orang sekitar itu bisa mengurangi kesedihan kita agar tidak berlarut-larut. Tetapi ketika tidak ada dukungan dari orang sekitar bisa memperburuk kondisi mental karena akan merasa kesendirian itu dab bisa berdampak seperti melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

Namun, penting untuk menyadari bawa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam memproses kesedihannya. Mengenali emosi sendiri merupakan langkah pertama untuk untuk menuju pemulihan. Karena pada akhirnya, menerima bukan tentang melupakan tetapi tentang belajar hidup mengenai arti kehilangan dan tidak membiarkan kesedihan menghalangi Langkah kita untuk maju.

Menerima kenyataan bahwa kehilangan sosok yang kita cintai telah pergi merupakan hal yang tidak mudah. Mungkin terkadang kita lupa tetapi  ada saja hal yang membuat kita untuk mengingatnya kembali, seperti ketika melihat foto kebersamaa, mengunjungi tempat yang dulu sering dikunjungi bersama, mencium aroma familiar dan membuat tangis kita pecah tanpa terbendung. Hal seperti itu merupakan yang wajar yang penting kita tidak membuang kenangan itu melainkan merangkulnya tanpa merasakan sakit yang menahan kita di masa lalu.

Beberapa orang mencari kedamaian dengan berbicara dengan orang yang kita percaya, berdoa, menulis diary. Ada juga yang mencari ketenangan dengan mencari kesibukan agar tidak meengingatnya lagi seperti mengikuti acara sosial. Terkadang kita tidak mengira bahwa kita kuat bisa melewati hal tersebut. Pada akhirnya kita mengerti bahwa kita tidak sendiri, meminta bantuan orang lain bukan salah satu pengungkapan kalua kita lemau melainkan keberanian. Karena setia luka sekecil apapun itu berhak untuk disembuhkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun