Mohon tunggu...
Rizma Rubia Ningsih
Rizma Rubia Ningsih Mohon Tunggu... Guru - S1

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metodologi Memahami Islam

15 Desember 2021   14:31 Diperbarui: 15 Desember 2021   14:40 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: newindianexpress. com

Islam merupakan agama yang memiliki banyak aturan demi mencapai kesejahteraan manusia dalam hidupnya, islam dibawakan oleh Nabi Muhammad saw. ke dunia sebagai jalan menuju kebahagiaan dunia maupun akhirat. Agama islam tak pernah lepas dengan yang namanya berdakwah, para Nabi menyalurkan agama islam dengan berdakwah kepada orang-orang yang masih hidup dijaman jahiliyah. Untuk memahami islam sendiri, kita harus mempelajarinya secara langsung melalui sumber yang asli dan terpercaya yaitu Al-Qur’an, yang merupakan pedoman hidup umat muslim untuk bekal di dunia maupun di akhirat.

Selain Al-Qur’an ada juga As-Sunah yang didalamnya menjelaskan tentang kandungan dalam Al-Qur’an. Keduanya sudah terjamin keasliannya  oleh Allah swt  seperti yang tercantum dalam Surah Al-Hijr Ayat 9 yang memiliki arti “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.

Berikut terdapat beberapa contoh kekeliruan dalam memahami islam

  • Sekelompok mahsiswa berdiskusi membahas surah albaqarah ayat 193 yang artinya “dan pergilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah...”.Dan menghasilkan kesimpulan bahwa orang muslim sekarang tidak boleh tinggal diam. Mereka harus bergerak memerangi.(orang kafir), Namun perlu di pertanyakan siapa dalam kata “mereka itu”. Kemudian ditarik kesimpulan bahwa yang harus diperangi itu adalah orang orang kafir "yang memerangi".
  • Ada pendapat bahwa rasul itu ada sekarang, berdasarkan surat Al hujurat ayat 7 yang artinya  “Dan ketauhilah olehmu bahwa di kalangmu ada Rasulullah”. Masalah nya terletak pada kalimat "bahwa dikalanganmu ada  Rasulullah" yang dimaksud dengan rasulullah pada ayat tersebut adalah Rasulullah Muhammad saw. Bahkan tidak ada seorang ahli pun yang menafsirkan ayat tersebut bahwa sekarang rasul ada. Berdasarkan uraian diatas Almaududi menyatakan "ketidak pahaman seseorang tentang uslub dan gaya bahasa alquran sering menjerumuskannya pada pahaman yang berbeda dengan maksud alquran yang sesungguhnya".
  • Mengutip potongan ayat 17 surat alkahfi hidayah Allah itu tergantung kepada pemimpin yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Pemahaman tersebut berbanding terbalik dengan yang dimaksud sesungguhnya. Yang sebenarnya adalah apabila disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorang guru atau penolong pun yang dapat memberikan petunjuk. Pemahaman tersebut terjadi keliru kemungkinan karena:
  • Sebelum mengkaji ayat, didalam fikirannya sudah terisi dengan keharusan adanya seorang guru atau wali mursyid sehingga fikirnya merasa menemukan apa yang dicarinya
  • Kurang memahami gaya bahsa alquran tentang keberadaan "isim nakirah" pada konteks kalimat negatif. Memastikan arti yang meniadakan dan tidak menyisakan satupun dari padanya, sehingga artinya "tidak akan ada seorang guru atau penolong pun yang dapat memberinya petunjuk".

Pemahaman agama yang kurang, tidak lengkap, dan tidak terintegrasi dapat mengakibatkan agama yang dipahaminya menyimpang dan tidak sesuai dengan ajaran agama yang sesungguhnya. Pemahaman Agama yang diambil dari sumber yang tidak jelas menyebabkan kekeliruan dalam memahami Islam. Maka dari itu metodologi sangat penting bagi umat muslim dalam memahami agama Islam secara benar, dibawah ini merupakan metodologi memahami Islam berdasarkan sumbernya:

  • Metode kajian melalui sumber-sumber pokok Islam, yaitu membaca, menghayati, memahami isi Alquran baik dari ayatnya ataupun terjemahannya, sehingga selain seorang muslim membaca Alquran, seseorang tersebut juga harus membaca arti atau terjemahan yang ada pada Alquran tersebut. Memahami Islam juga dapat bersumber dari Alhadist, yang dikembangkan oleh ulama-ulama terpercaya dan terorganisir, karena apabila seseorang mengikuti hadist yang salah hasilnya pun akan keliru dalam memahami Islam.
  • Memiliki niat tulus bahwa seseorang tersebut ingin memahami Islam secara benar, diniatkan kepada Allah swt dan tanpa paksaan apapun. Harus percaya dengan isi Alquran dan tidak boleh meragukan atau menolak ayat-ayat Alquran, karena Alquran merupakan pedoman hidup yang tidak mungkin terdapat kekeliruan didalamnya. Banyak Berserah diri kepada Allah, meminta pertolongan agar Allah selalui menyertai pengkajian yang dilakukan, Dan harus memiliki guru atau pembimbing yang dipercaya dan tidak menyimpang.
  • Memahami atau menguasai bahasa Alquran (bahasa Arab) sedikit demi sedikit, menguasai ilmu-ilmu lainnya yang masih berkaitan dengan Alquran, memahami ilmu seperti biologi, sosiologi, psikologi dan lainnya karena ilmu-ilmu ini masih memiliki hubungan dengan alqurab yaitu membahas mengenai silaturahmi, manusia, masyarakat. Dan yang terakhir adalah memahami tafsiran-tafsiran Alquran yang dibuat oleh para ulama besar dan terlihat jelas kebenarannya.

Selain memahami Islam melalui metodologi, hati dan keinginan diri pun harus ikut terlibat, semua yang melakukan prosesnya adalah diri sendiri. Maka dari itu penting bagi seorang Muslim memiliki keinginan yang kuat dan istiqomah untuk memahami islam karena Islam adalah agama yang luas dan besar relasinya. Dengan adanya metodologi tersebut maka kecil kemungkinan terdapat kekeliruan atau kesalahpahaman dalam memahami Agama Islam.

Islam lahir di dunia berperan sebagai solusi untuk memecahkan persoalan-persoalan dan permasalahan-permasalahan yang ada di dunia, dan bagi kehidupan manusia sepanjang masa. Tetapi dengan adanya keragaman dan perbedaan yang dipengaruhi oleh pengetahuannya tentang agama , maka hal tersebut menimbulkan perbedaan tafsiran. terdapat juga kelemahan dalam motodologi pengkajian sumber sehingga mengakibatkan kesimpulan dan hasil yang berlawanan dengan sumber aslinya atau dengan hasil sumber yang sesungguhnya.

Dalam melakukan pengkajian atau dakwah, banyak ulama yang mengutamakan sumber pokok Islam yaitu Al-Qur'an , para ulama juga mengembangkan 4 macam metodologi Tafsir, yaitu tafsir tahlili (analitis), ijmali (global), muqaran (perbandingan), dan maudhu'i (tematis). Upaya pengkajian, pemahaman, pengetahuan, merupakan keniscayaan dari keberadaan Islam dan kebutuhan manusia secara menyeluruh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun