Mohon tunggu...
Rizma Hilmayasari
Rizma Hilmayasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Mahasiswa Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Psikologis Anak terhadap Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19

13 April 2022   20:37 Diperbarui: 13 April 2022   20:43 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Corona Virus Disease atau yang lebih dikenal dengan COVID-19 menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia terutama Indonesia. Virus Corona ini merupakan keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Pada manusia itu sendiri, virus ini diketahui menyebabkan infeksi pada pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrom (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS). Virus ini merupakan penyakit menular yang penyebarannya sangat cepat dan baru ditemukan di kota Wuhan, China pada Desember 2019 (Aryani, 2021).

Menurut WHO (World Health Organization) total kasus COVID-19 yang ditemukan di seluruh dunia per tanggal 03 April 2022 mencapai 486 juta kasus yang terkonfirmasi dan 6 juta kasus meninggal dunia, sementara di Indonesia sendiri per tanggal 03 April 2022 menurut Kemenkes mencapai 6 juta kasus yang terkonfirmasi dan 155 ribu kasus meninggal dunia. Karena meningkatnya angka kasus COVID-19 di dunia WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi dan menjadi status darurat nasional di Indonesia (Aryani, 2021).

Saat ini, seluruh dunia sedang menghadapi pandemi COVID-19 dengan membatasi semua aktivitas untuk mencegah penyebarannya virus termasuk aktifitas pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Di Indonesia sendiri pada tanggal 16 Maret 2020 hingga saat ini pemerintah masih menetapkan sistem pembelajaran jarak jauh yang biasa disebut daring tanpa adanya tatap muka antara pengajar dengan peserta didik.

Perubahan proses pembelajaran yang semulanya tatap muka menjadi pembelajaran daring yang menggunakan perangkat elektronik tentu saja menimbulkan banyak dampak, salah satunya dampak psikologis terlebih pada anak. Pembelajaran daring ini dilakukan secara online dengan menggunakan beberapa platform aplikasi berupa google meet, zoom, whatsapp group dan media lainnya (Rahma et al., 2021).

Pembelajaran daring ini banyak sekali manfaatnya diantaranya mengurangi angka kasus COVID-19 di Indonesia dengan berkurangnya aktivitas diluar rumah. Pembelajaran daring ini menggunakan teknologi internet yang dapat diakses tanpa batas ruang dan waktu, sehingga kegiatan pendidikan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Dengan adanya sistem pembalajaran daring ini, anak diharuskan menatap layar laptop atau smartphone dengan durasi yang cukup lama.

Penggunaan smartphone di era pembelajaran daring mempunyai dampak positif dan negatif, dampak positifnya dapat menghubungkan aktivitas antara pengajar dengan siswa secara jarak jauh, sedangkan dampak negatifnya anak menjadi ketergantungan sehingga menyebabkan psikologis anak terganggu jika tidak dalam pengawasan orang tua (Rahma et al., 2021).

Perubahan pada proses pembelajaran ini dapat mempengaruhi psikologis tersendiri bagi anak, karena siswa harus beradaptasi tanpa mendapatkan bimbingan langsung dari pengajar dalam pembelajaran, selain itu berkurangnya interaksi antar teman dan minimnya sosialisasi dengan lingkungan akibat pembatasan aktivitas diluar rumah sehingga anak mudah jenuh pada metode pembelajaran daring.

Dampak dari psikologis ini berupa ketakutan, kekhawatiran, stress, mudah terganggu stabilitas emosi, perilaku tantrum, menjadi tidak mandiri, hingga adanya perubahan pada perilaku menjadi respon negatif anak terhadap pembelajaran daring (Mawarpury, 2021). Dampak lainnya juga dapat terjadi pada anak berupa anak menjadi lebih suka menyendiri, diam, kurang bersosialisasi, kecanduan ponsel, kurang menguasai materi, hingga menjadi malas (Alifia, 2021). Menurut (Safitri, 2021) pembelajaran daring juga dapat berdampak terhadap perkembangan interaksi sosial anak berupa komunikasi anak kurang, kurangnya sosialisasi pada anak sehingga anak sulit berinteraksi dan berbaur dengan lingkungannya, anak kurang ko-operatif, kurangnya sikap toleransi pada anak dan belum munculnya rasa empati.

Dengan adanya kebijakan pembelajaran daring di era pandemi, orang tua diharapkan mendampingi dan membantu anak dalam proses pembelajaran dan juga mampu memahami dampak apa saja yang akan dialami anak selama proses pembelajaran daring ini, maka dari itu peran orang tua sangat dibutuhkan dalam meminimalisir adanya dampak psikologis pada anak (Rahma et al., 2021).

Kesimpulannya adalah pembelajaran daring di era COVID-19 ini mempunyai dampak positif dan negatif bagi anak. Dampak positifnya dapat mengurangi jumlah kasus terinfeksinya COVID-19 di Indonesia dengan membatasi mobilitas diluar rumah. Sedangkan dampak negatif salah satunya stabilitas emosi anak mudah terganggu selama pembelajaran daring bisa terjadi kapan saja yang menyebabkan terganggunya psikologis pada anak, sehingga peran orang tua sangat diperlukan untuk mendampingi anak selama proses pembelajaran daring dilakukan. Dengan demikian anak dapat mengikuti proses pembelajaran daring ini dengan optimal (Mawarpury, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun