Sidorejo, Magelang (20/07) -- The Center for Disease Control and Prevention in USA menyebutkan terdapat 50 juta peresepan antibiotik yang tidak diperlukan (unnecessary prescribing) dari 150 juta peresepan setiap tahun (Akalin,2002).Â
Menurut Menteri Kesehatan sekitar 92 persen masyarakat di Indonesia tidak menggunakan antibiotika secara tepat. Penggunaan antibiotik berlebihan dan secara tidak tepat merupakan masalah yang dapat mendorong resistensi, sekaligus berpotensi menimbulkan efek samping dan reaksi alergi.
Resistensi antibiotik kini disebut sebagai masalah kesehatan global, termasuk di Indonesia. Tidak seperti obat lain, penggunaan antibiotik memiliki konsekuensi yang lebih luas.Â
Ketika seseorang menyalahgunakan antibiotik, hal tersebut turut membantu terciptanya kuman yang kebal, dengan kemungkinan menyebabkan infeksi baru dan sulit diobati baik pada diri sendiri maupun orang di sekitarnya.Â
Oleh sebab itu, bijaklah dalam mengonsumsi antibiotik demi melindungi kesehatan pribadi, keluarga, dan komunitas di sekitar.
Dari permasalahan tersebut, Rizky Tsinta, Mahasiswa Tim II KKN Undip 2021/2022, pada hari Rabu 20 Juli 2022 melaksanakan Edukasi Penggunaan Antibiotik yang Baik dan Benar di Desa Sidorejo Magelang.Â
Edukasi dilaksanakan dengan pemberian informasi mengenai pengertian antibiotik beserta contoh antibiotik yang biasa diresepkan oleh Dokter, pengertian resistensi antibiotik, bahaya serta penyebab adanya resistensi antibiotik.Â
Selanjutnya, penjelasan mengenai cara penggunaan antibiotik yang bijak dan juga penyalahgunaan antibiotik yang biasa dilakukan di tengah masyarakat. Dan yang terakhir adalah diskusi beserta mengajak masyarakat untuk melakukan "DAGUSIBU ANTIBIOTIK"