Ketika AAF U19 berlangsung ada rasa takjub bin heran, kok... mata ini tertuju pada Evan Dimas Darmono dan Rafi Murdianto, meski belum terlihat pelatih Indra Sjafri dalam pembahasan pertandingan shio'jenggot'. Ada rasa semangat menonton saat melibas Brunai Darusalam 5 - 0. Dan berjibaku melawan Vietnam kalah 1-3, tanpa sengaja Shio 'Jenggot' sudah berada dibelakang dan berujar tenang nanti dibalas di Final.
Aneh juga kawan saya itu, belum selesai penyisihan sudah bicara di final. Ternyata tetangga saya sudah lebih dulu mengorek info awang-awang tentang prakiraan 'kesuksesan Tim Garuda U19' dengan melihat Factor luck pada Rafi Murdianto. Saat itu saya belum bisa menangkap, kenapa harus Rafi Murdianto pula. Sementara hati ini masih digelayuti rasa kecewa karena kalah dengan Vietnam 3-1. Bagai mendapat tambahan energi untuk menonton ternyata menghadapi Thailand, Tim asuhan Indra Sjafri menang meyakinkan.
Menghadapi musuh bebuyutan Malaysia, ada keinginan mengebu-gebu Pasukan Garuda U19 melibas musuh abadi tanah air ini. Ternyata omongan shio 'Janggut' bahwa penjelasan pertandingan 'khayalan' waktu itu sama sekali tak digubris. Padahal dia memberi sinyal '40:40' angka tak wajar. Padahal kalau berfikir 'bodoh' saja perkiraan angka yang sama adalah seri. Wah... Ternyata benar skor akhir Indonesia vs Malaysia 1 - 1, sedikit kecewa, berharap menang tapi tetap senang.
Mulailah yakin perkataan perkiraan shio 'jenggot' bahwa Vietnam lah yang akan dihadapi kesebelasan Tanah Air. Padahal Timor Leste belum juga dimulai, malah melangkah ke area babak final.
Melawan Timor Leste seperti melawan adik yang terlepas dari pelukan kakak. Saat bernyanyi mereka sangat mengenal lagu Kebangsaan kita dan mereka rindu diakui adik yang hilang. Ketika Tim Timor Laste kalahpun mereka tersenyum bangga, tak ada rasa menyesal sebab kalah dengan 'abang' yang merindukan gelar juara.
Babak Final yang ditunggu jutaan pemirsa pencinta sepakbola tanah air kini dihadapan mata. Keingintahuan semakin bergelora, pemain Vietnam U19 tak seperti khayalan pribadi penulis yang menginginkan penurunan performa mereka. Semangat Pemain lawan memang luar biasa meski tekanan terbesar pada suporter serta diri sendiri untuk tampil sebaik mungkin sebagai cambukan mereka. Tapi itu semua tak cukup mereka jaya, sebab kembali adu finalti sebagai jalan terakhir siapa yang pantas mengangkat trofi. Hati ini makin lega sebab jauh-jauh hari nama Rafi M sudah disebut sebut sebagai pemain yang sangat beruntung oleh shio 'Jenggot' dan memang terbukti benar Foctor L ada pada dirinya. Istilahnya cukup hanya 'satu' saja indonesia mengangkat tropi. Dan itu dilesatkan oleh Ilham Udin Armyain sehingga 7-6 skor adu pinalti. Dan adu pinalti ini apabila dijumlahkan 7+6 = 13 dan itu menjadi milik RAFI MURDIANTO (jumlah huruf 13) tentunya bersama kawan kawan dan tim pendukung...
SELAMAT JUARA MUDA BARU, SUDAH 22 TAHUN KAMI MENUNGGU.
PENDUKUNG KEMENANGAN 'AGUNG' DARI SEBUAH PERJUANGAN...(1)