Mohon tunggu...
Rizky Pahlevi
Rizky Pahlevi Mohon Tunggu... Guru

Mencari keindahan dalam kesederhanaan, tapi tak pernah ragu melangkah ke pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Wamenaker Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Diduga Lakukan Pemerasan Perusahaan!

23 Agustus 2025   17:38 Diperbarui: 23 Agustus 2025   17:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Immanuel Ebenezer terjerat OTT KPK atas dugaan praktik pemerasan perusahaan sertifikasi K3 (Sumber: Tempo co)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) yang menggemparkan publik. Kali ini, yang menjadi perhatian utama adalah Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Noel. Penangkapan tersebut dilakukan pada Kamis, 21 Agustus 2025, di kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Peristiwa ini sontak menuai reaksi luas dari berbagai kalangan karena jabatan Noel yang strategis sekaligus latar belakangnya yang dikenal cukup kontroversial.

Menurut informasi awal dari sumber internal, Noel diduga terlibat dalam praktik pemerasan terhadap sejumlah perusahaan. Modusnya disebut berkaitan dengan pengurusan sertifikasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3), sebuah kewajiban penting bagi perusahaan agar bisa memastikan standar keselamatan karyawan tetap terpenuhi. Namun, dalam praktiknya, sertifikasi yang seharusnya menjadi alat perlindungan justru diduga dijadikan sarana pemerasan. Penangkapan Noel sendiri tidak berlangsung sendirian. KPK juga mengamankan setidaknya 10 orang lainnya yang diduga turut terlibat dalam jaringan tersebut. Dari hasil OTT, penyidik KPK menyita berbagai barang bukti, termasuk puluhan kendaraan roda dua dan roda empat, yang diduga terkait dengan perkara ini.

Juru Bicara KPK menegaskan bahwa lembaga antirasuah tidak akan pernah gentar menindak siapapun yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi. "Kami ingin menekankan kembali, tidak ada satupun pejabat yang kebal hukum. Siapapun dia, dari latar belakang manapun, jika terbukti melakukan pelanggaran hukum akan ditindak sesuai ketentuan. OTT kali ini adalah bukti nyata bahwa KPK tetap menjalankan fungsi penegakan hukum secara independen," ujarnya.

Kasus Noel menjadi sorotan lebih besar karena posisinya yang penting di kabinet serta jejak politiknya yang panjang. Noel dikenal sebagai kader Partai Gerindra. Ia juga pernah menjadi ketua relawan Prabowo Mania pada masa kampanye lalu. Sebelum itu, ia bahkan sempat menjabat sebagai ketua umum relawan Jokowi Mania. Perjalanan politiknya yang berliku membuat Noel dikenal luas di kalangan masyarakat, ditambah dengan keaktifannya di media sosial. Ia sering membagikan konten sidak perusahaan, menyoroti berbagai pelanggaran aturan, dan tampil sebagai figur vokal yang seolah-olah berdiri di garis depan melawan ketidakadilan.

Penangkapan ini menjadi semakin menarik setelah publik mengaitkannya dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto pada Sidang MPR beberapa waktu lalu. Dalam pidatonya, Presiden menegaskan bahwa tidak akan ada toleransi bagi kader maupun pejabat yang terbukti melakukan korupsi. "Walaupun kau Gerindra, tidak akan saya lindungi saudara-saudara," ujar Prabowo tegas di hadapan anggota dewan dan rakyat Indonesia. Pernyataan itu kini dipandang publik sebagai janji politik yang mulai terbukti, karena kasus Noel memperlihatkan bahwa hukum tetap berjalan meskipun melibatkan tokoh dari partai penguasa.

Sejumlah pengamat menilai kasus ini dapat menjadi ujian besar bagi integritas pemerintahan baru. Noel yang selama ini dikenal vokal dalam membongkar pelanggaran di perusahaan, kini justru terseret kasus dugaan pemerasan. "Yang dulu sibuk nyidak, kini justru terciduk. Ini bukan sekadar ironis, tapi juga menjadi cermin bahwa siapa pun bisa tergoda untuk menyalahgunakan kekuasaan," ujar seorang pengamat politik dari salah satu universitas negeri.

Reaksi masyarakat pun beragam. Banyak netizen menilai penangkapan ini adalah bukti bahwa praktik korupsi masih merajalela, bahkan di kementerian yang seharusnya menjadi garda depan dalam melindungi hak-hak pekerja. "Bagaimana kami bisa percaya pada institusi yang masih diwarnai kasus seperti ini? Kami butuh transparansi penuh dan bukti nyata bahwa pemerintah serius memberantas korupsi," ujar salah seorang aktivis buruh yang ditemui wartawan.

Kini, publik menanti langkah tegas KPK dalam mengusut tuntas kasus ini. Jika benar terbukti ada praktik pemerasan yang dilakukan oleh pejabat setingkat wakil menteri, maka hukum harus ditegakkan dengan adil tanpa pandang bulu. Harapan masyarakat tidak hanya pada proses hukum yang transparan, tetapi juga pada reformasi menyeluruh agar praktik serupa tidak lagi terulang. Kasus Noel menunjukkan bahwa korupsi bisa menjangkiti siapa saja, bahkan mereka yang sebelumnya tampil sebagai sosok pejuang moral di mata publik. Penegakan hukum yang konsisten akan menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan rakyat kepada pemerintah. OTT ini bukan hanya tentang seorang pejabat, tetapi juga tentang pesan kuat bahwa Indonesia membutuhkan tata kelola pemerintahan yang bersih. Kasus ini akan terus dipantau publik, dan langkah KPK berikutnya akan menjadi penentu apakah pemberantasan korupsi di era pemerintahan baru benar-benar berjalan sesuai harapan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun