Mohon tunggu...
Rizky Noviyanti
Rizky Noviyanti Mohon Tunggu... Tutor - Universitas Indraprasta PGRI

Tutor, Depok-Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran dan Tantangan Muslimah Zaman Now

15 Agustus 2020   01:38 Diperbarui: 15 Agustus 2020   01:26 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti diketahui, menurut Adat Arab Jahiliyah, seorang wali (pria) berkuasa penuh atas perempuan yang berada dalam asuhannya serta harta yang dimilikinya. Jika perempuan itu cantik, maka akan dinikahi dan diambil hartanya, jika buruk rupa, maka dihalangi nikahnya dengan laki-laki lain. Tujuannya agar walinya dapat menguasai seluruh hartanya. Hal seperti ini ditentang oleh Alquran seperti tercantum dalam surah An-Nisaa' ayat 127.

Fase ketiga, ketika perempuan menjadi seorang ibu. Pada masa jahiliyah, seorang ibu tidak bisa mendapatkan harta warisan apabila anaknya meninggal dunia. Dalam Islam, jika anak meninggal dunia dan ia memiliki harta warisan, maka ibunya dapat mewarisinya sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan Alquran.

Fase keempat, lanjut Aziz, adalah saat perempuan menjadi anggota masyarakat. Di masa jahiliyah, seorang perempuan memiliki gerak langkah yang terbatas. Ia diposisikan hanya menjadi pengurus suaminya dan tidak diperkenankan melakukan hal-hal lain. Karena diskriminasi yang berlebihan inilah, maka Islam sebagai agama yang memberikan rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil 'alamin), menentang setiap perlakuan tidak adil kepada perempuan.

Misalnya, seperti yang disebutkan dalam Alquran surah Al-Hujurat ayat 11 yang menegaskan, kemuliaan seseorang tidak diukur dengan besarnya tanggung jawab atau pangkat dan kedudukannya, tetapi dikarenakan oleh ketaqwaannya kepada Allah SWT. Begitu juga pada surah An-Nisaa' ayat 124, siapa yang mengerjakan amal kebajikan baik laki-laki atau perempuan dan dia beriman kepada Allah SWT, maka mereka akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.

Ketidaksederajatan dan ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan ini, sangat dikecam oleh Islam. Selama ribuan tahun, kaum perempuan diposisikan sebagai makhluk kelas dua yang bertugas hanya melayani suami. Maka hadirnya Islam, semua sistem perbudakan, pembunuhan terhadap anak perempuan dihapuskan. Pandangan Islam yang berkeadilan ini, kemudian memantik semangat baik gerakan-gerakan di dunia Barat untuk menuntut perlakuan yang sama antara laki-laki dan perempuan. 

Sebelum istilah zaman now atau zaman old, islam sudah menjadi penerang bagi ummat nya menjalani hidup. Terutama bagi kaum muslimah dalam bersikap hingga bertutur kata. Tokoh muslimah yang luar biasa seperti Aisyah R.A, Khadijah R.A dan lainnya dapat kita jadikan sebagai parameter seperti apa kiranya kita dapat memantaskan diri di era ini. Bukan kemustahilan untuk kita dapat mengintrospeksi diri dalam memilih, akankah kita akan terus hidup dalam kebathilan, tahu itu buruk namun tetap menjalankan. Atau akankah kita memilih untuk meraih ridho Allah dengan memperbaiki kwalitas keimanan kita.

Pada kajian Komunitas Muslimah Azkadina Karanganyar, Bertajuk Peran Muslimah di Zaman Fitnah, Rabu (6/3) pagi bersama Ustadzah Oki Setiana Dewi. Beliau menuturkan semakin banyaknya  fitnah yang bertebaran di masyarakat. Fitnah yang perlu diwaspadai adalah fitnah wanita, anak-anak, harta, dan juga informasi.

Dari keempat fitnah tersebut, wanita merupakan fitnah terbesar yang perlu diwaspadai, khususnya terhadap lawan jenis. Jika serorang wanita tidak mampu menjaga diri, bukan tidak mungkin akan bermunculan stigma-stigma terhadap dirinya sendiri. “Wanita bisa menjadi fitnah terbesar di bumi jika tidak menjaga diri. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa menutup aurat dengan benar,”

Firman Allah Swt dalam surat al-Ahzab ayat 59:

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuamu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Dalam hadis diriwayatkan bahwa sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah, maka wanita masa kini perlu menambah wawasan dengan banyak membaca literatur atau mengikuti berbagai kajian. Selain itu, ia juga menuturkan bahwa untuk menjadi muslimah cerdas maka kita perlu bertabayun terhadap berita atau informasi yang didapat. Sehingga, peran seorang wanita muslimah di zaman keterbukaan informasi saat ini adalah bertakwa kepada Allah Swt. Yakni dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun