Mohon tunggu...
Rizky Imaniar
Rizky Imaniar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pelindo III, Poros Maritim Indonesia yang Tak Lupa Lingkungan

21 Desember 2015   11:24 Diperbarui: 21 Desember 2015   14:01 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III hadir sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam jasa layanan operator terminal pelabuhan. Pelindo III berkembang pesat menjadi badan usaha yang memiliki banyak sekali cabang, anak, dan cucu perusahaan. Badan usaha yang sekarang menginjak usia 23 tahun ini menjadi salah satu tonggak majunya kemaritiman Indonesia yang diketahui terdiri banyak kepulauan dari Sabang-Merauke.

Visi utama Pelindo III adalah berkomitmen memacu integrasi logistik dengan layanan jasa pelabuhan yang prima. Hal itu sejalan dengan memaksimalkan wilayah perairan Indonesia untuk wahana transportasi, layanan bongkar muat, hingga pariwisata. Guna mendukung visi tersebut, Pelindo III berupaya penuh membangun infrastruktur, sarana dan prasarana penunjang di setiap sektor wilayah perairan yang dinilai dapat dimaksimalkan benefit-nya untuk negara dan Pelindo III sendiri.

Banyak pembangunan yang direalisasikan oleh Pelindo III tak sedikitpun mengacuhkan visi dan misi perusahaan. Pembangunan yang terus menerus acapkali dinilai menimbulkan efek negatif untuk lingkungan. Namun, Pelindo III dengan tegas meminimalkan dampak negatif itu bahkan berupaya menyeimbangkan kemajuan pembangunan dan kelestarian lingkungan. Hal ini termaktub dalam misi keempat Pelindo III, yaitu menjadikan SDM yang berkompeten, berkinerja handal, dan berpekerti luhur. Poin ketiga, yaitu berpekerti luhur mencerminkan bagaiman Pelindo III menanamkan pada kinerja perusahaan bahkan seluruh pegawai untuk tetap menjaga kelestarian alam.

Upaya-upaya dalam menjaga lingkungan tampak pada hasil pengembangan perusahaan Pelindo berikut ini.

Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo

Sebuah kota kecil di propinsi Jawa Timur yang masih dipayungi Pelindo III dalam hal kepelabuhanannya. Pelabuhan Tanjung Tembaga yang terletak di kecamatan Mayangan ini juga salah satu pelabuhan yang menangani jasa bongkar muat. Melihat perkembangan yang cukup signifikan dari tahun 2006-2015, kini Pelabuhan Tanjung Tembaga berganti kulit menjadi pelabuhan yang lebih “sedap dipandang”. Dahulu, jika memasuki kawasan Pelabuhan Tanjung Tembaga, semua sektor tumpah ruah menjadi satu jalur. Banyak gelondongan kayu besar yang usai dibongkar diletakkan di pinggir jalan dan terkadang mengganggu aktivitas lainnya. Di lain sisi pasar ikan juga ramai tergelar tak jauh dari arena bongkar-muat kapal, juga gudang-gudang penyimpanan barang yang tak begitu seimbang dengan arus datangnya barang yang semakin meningkat. Namun, jika sekarang ditengok bagaimana keadaan Pelabuhan Tanjung Tembaga, satu kata yang akan muncul di dalam benak, yaitu “terorganisir”. Sekarang untuk zona pasar ikan mendapatkan tempat sendiri yang jauh dari zona bongkar muat, arena ini dikenal warga sekitar dengan sebutan Pelabuhan Baru. Pelabuhan Baru juga berfungsi sebagai sarana wisata dimana warga biasanya memanfaatkan untuk memancing dan mencari udara segar. Sementara itu, di zona bongkar muat terlihat lebih rapi, tak ada gelondongan kayu yang berserakan dan aktivitas bongkar muat tak terganggu aktivitas warga lainnya. Hal ini benar-benar mengubah wajah Pelabuhan Tanjung Tembaga menjadi lebih bersih.


Terminal Teluk Lamong (TTL)

Terminal Teluk Lamong merupakan pelabuhan semi otomatis pertama di Indonesia yang bisa menjawab kebutuhan laju perekonomian yang semakin cepat. Lokasi terminal yang berada di Jalan Raya Tambak Osowilangun Km 12 ini juga merealisasikan diri sebagai green port. Penerangan menggunakan tenaga matahari, truk pengangkut menggunakan bahan bakar gas, hingga pengolahan limbah yang cerdas merupakan wujud usaha Terminal Teluk Lamong untuk merealisasikan green port.

Tak hanya itu, setiap perusahaan sejati harus memikirkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan Pelindo III sangat mengapresiasikan hal tersebut. Bukti nyatanya adalah pengembangan sarana di dekat dermaga TTL yang awalnya sekitar 30 meter, namun pihak Pelindo III memutuskan untuk mengembangkannya setelah jarak 80 meter. Ini adalah pemikiran khusus agar ekosistem laut tetap terjaga. Di lain hal, Pelindo III juga menggalakkan penghijauan dengan melaksanakan kegiatan penanaman mangrove di sekitar wilayah TTL. Pulau Galang dipilih sebagai salah satu wilayah untuk penanaman magrove. Dengan mengajak para mahasiswa terpilih dari 13 universitas dan 6 propinsi yang tergabung dalam acara Pelindo III Youth Camp 2015, sebanyak 2.300 bibit mangrove di tanam bersama.

Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE)

Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) adalah program baru yang juga di bawah naungan Pelindo III. JIIPE adalah kawasan industri yang diintegrasikan dengan pelabuhan dan real estate. Program ini rencananya akan di-launching sekitar 2 tahun mendatang. Tak berbeda dengan program-program Pelindo III lainnya, JIIPE juga sangat memikirkan tentang Amdal untuk program ini. Salah satu wujud kepeduliannya adalah zona real estate yang dirancang lumayan jauh dari kawasan industri namun masih satu kesatuan untuk mengurangi pencemaran suara, udara, dan pencemaran lingkungan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun