Saya terdiam ketika Budi berbicara seperti itu. memang minggu-minggu itu musim pengeboman. Di banyak tempat pun sedikit ketat pengawasan. Tetapi masa seorang satpam yang berwibawa mencurigai dua orang pemuda ora nggenah seperti kami ini.
"Sek-sek ...," saya sejenak berpikir, "paleng yo ngono. Mau enek uwong mlebu-metu yo biasa tapi awake dhewe kok dicegat yo?"
"Molakno kuwi."
"Woh jan kampret tenan. Adoh-adoh lungo neng Suroboyo, lha ko kene kok diarani teroris. Asem ...."
"Satpame koyo jangkrik."
Jadilah malam itu kami berdua hanya mengumpati satpam yang berjaga di mall sampai mulut keriting. Lantas kami melanjutkan perjalanan menuju stasiun. Dan memutuskan untuk tidur di sana menunggu pagi melongok.