![[teenlit] Bumi yang Hijau Jiwa Gen Z](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2025/09/15/file11a04266-dd2f-4fdb-a332-fa005ad7ab3e-68c82a0a34777c559a4c8a92.png?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
![[dpr] Gaji Tetap Mengalir, Tapi Hati Rakyat Sudah Pergi: Perlunya Etika dan Adab bagi Anggota Dewan](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2025/09/02/file1b549156-2ec1-45a4-b331-a757f7fc9902-68b6499eed64152c5867fef4.png?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Apa yang Bisa Dilakukan?
Pemerintah sebenarnya mulai menunjukkan perhatian terhadap sektor ini. Beberapa regulasi sedang disiapkan untuk memastikan pekerja gig mendapat perlindungan yang layak. Beberapa platform digital juga telah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan sukarela bagi mitranya.
Namun, yang paling penting adalah kesadaran dari generasi muda sendiri. Mereka perlu mulai memikirkan perencanaan jangka panjang, seperti tabungan darurat, asuransi pribadi, hingga upgrade keterampilan agar tetap relevan di tengah persaingan yang ketat.
Penutup
Ekonomi gig adalah peluang besar bagi generasi muda Indonesia untuk mengekspresikan diri, mendapatkan penghasilan, dan membangun karier yang fleksibel. Tapi seperti dua sisi mata uang, sektor ini juga menyimpan risiko yang tak bisa diabaikan. Kuncinya adalah adaptasi, literasi finansial, dan keberanian untuk terus belajar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
