Mohon tunggu...
Rizky Febrinna S.Pd
Rizky Febrinna S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Love Your Sweet Life

Write all about life, believe in your heart...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sesal Tiada Akhir (1)

28 Januari 2021   16:10 Diperbarui: 28 Januari 2021   16:15 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rini adalah seorang wanita tua berusia 50 tahun, mempunyai tiga orang anak. Anak pertama seorang laki-laki bernama Edo. Pertama kali mendapat anak dan laki-laki pula membuat dia dan keluarga besar begitu bahagia. Mereka terlalu menyayanginya. Anak kedua perempuan bernama Tiara, beda hanya dua tahun dengan Edo. Namun karena saat itu Rini belum siap menerima kehadiran Tiara, dia sempat tidak menghendaki Tiara lahir ke dunia. Karena Rini terlalu memuja Edo, baginya anak lelaki adalah segalanya. Dan anak ketiga laki-laki juga dan bernama Yusri. 

Semua anaknya telah dewasa namun ada yang mengganjal hatinya. Saat ini dia hanya terbaring lemah tak berdaya di kamar. Makan, minum, buang air besar dan kecil semua dilakukan di atas tempat tidur. Rini mengalami lumpuh di separuh tubuhnya yang sebelah kiri. Dia tidak bisa bicara terlalu jelas. Anak yang dibanggakanya entah di mana. Justru Tiara yang penuh kasih sayang merawat Rini dengan telaten. Rini menyesal, namun semua tidak ada artinya sekarang. Saat ini hidupnya hanya menunggu waktu kembali padaNya. Dosa besarnya terus membayangi.

***

25 tahun yang lalu...

"Apa yang kamu fikirkan Rin? Mana akal sehatmu ha?!" Suami Rini tak habis fikir dengan yang dilakukan istrinya.

"Aku belum siap Bang! Aku belum mau!"

"Tapi semua sudah terlanjur, dia sudah hidup di rahimmu! Tak ada hak kamu membunuhnya!"

"Selagi belum besar perutku. Lagipula Edo masih kecil Bang. Kasihan dia." Rini menangis ketakutan.

"Sudahlah jangan dijadikan pembenaran kalau kamu boleh menggugurkannya. Dia berhak hidup."

"Tapi Bang.."

"Aku berangkat kerja dulu, awas kalau kudengar kamu minum yang aneh-aneh lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun