Mohon tunggu...
Rizky Permana
Rizky Permana Mohon Tunggu... -

Concern terhadap sosiokultural masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

West Papua: Seruan Politik Markus Haluk...

2 Januari 2012   08:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:27 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum lama tahun 2011 lalu, rakyat Papua melaksanakan Kongres Rakyat Papua III (KRP III) tanggal 16-19 Oktober 2011. KRP III menuai pro-kontra di kalangan masyarakat  Papua sendiri, tentu saja hal tersebut sarat kepentingan dan "deal-deal" politik diantara mereka. Kongres kali ini sebagai kelanjutan dari kongres serupa yang diselenggarakan pada tahun 2000 lalu, hanya perbedaannya adalah pada kongres rakyat Papua III tersebut, panitia tidak mengikutsertakan pihak TPN-OPM, yang selama ini dikenal front bersenjata Papua Merdeka. Namun, pada prinsipnya output akan tetap sama yakni hanya 'pepesan kosong' segelintir orang yang mengatasnamakan rakyat Papua dan 'perang' pengaruh di kalangan mereka sendiri. Berdasarkan surat elektronik Selpius Bobby kepada Jonah Wenda melalui Yahoo Group menyebutkan bahwa KRP III mendatang akan membenahi penguatan lebih khusus kepada front politik dan diplomatic. dengan demikian, ditengarai   tidak memerlukan partisipasi front bersenjata karena penuh dengan kekerasan.

selanjutnya saat pelaksanaan KRP III tersebut, agenda yang awalnya 'dijanjikan' Panitia KRP-III dan berdasarkan ijin kepada pihak kepolisian tidak mengarah kepada makar dan hanya pembahasan akan hak orang asli Papua, nyatanya dilanggar dan janji tinggallah janji. sehingga sudah bisa ditebak bahwa semua itu hanya 'tipu-tipu' Selpius yang sebenarnya mengarah kepada separatisme yakni dengan deklarasi Negara Federasi Papua dan penetapan Presiden Papua Barat.

Berselang dua bulan pelaksanaan KRP III,  masih saja ditanggapi berbagai elemen baik masyarakat Papua maupun  lainnya, seperti yang beredar saat ini pesan singkat melalui hand-phone dari aktivis AMPTPI, Markus Haluk, yang patut diapresiasi secara positif  yang menyatakan  hasil  KRP III merupakan bukan representasi seluruh rakyat Papua. Hal itu jika ditelaah secara seksama, memang benar tidak mencerminkan aspirasi masyarakat, elemen-elemen masyarakat disana cenderung mementingkan kepentingan mereka sendiri yang atasnama rakyat Papua, pertanyaannya adalah...rakyat Papua yang mana?? eksistensi dan gengsi dikalangan elemen masyarakat Papua hanya mencari 'pundi-pundi' rupiah dengan 'menggadaikan' rakyat Papua..justru itulah yang merusak kenyamanan hidup di Papua. Dengan kondisi tersebut, pantas apabila banyak kalangan tidak sependapat dengan pelaksanaan KRP III yang hanya menjadi komoditas kalangan tertentu, tapi seolah-olah representasi seluruhnya di Papua, padahal tidak...sementara pesan singkat lengkap ke HP dari Markus Haluk menanggapi KRP III yang berjudul "Seruan Politik Markus Haluk"... supaya tidak penasaran, cekidot>>>>.......

BREAKING NEWS, SERUAN POLITIK MARKUS HALUK...

Sender : www.komunitas_papua@yahoo.groups.com ...

To:satu-kata-lawan@yahoogroups.com...

Cc :www.markushaluk@yahoo.com...

Date : 2:Jan:2011

Seruan Natal DAP dikediaman Yulianus Hisage Ketua DAP Wilayah LAPAKO WAMENA Jayawijaya, inti pidato politik Markus Haluk, bahwa KRP - III belum merepresentasi rakyat Papua, segera di tahun 2012 rakyat Papua akan meminta kepada internasional seperti Belanda, Australi, Inggris, Jerman dan Swiss (Jenewa), untuk mendukung Papua tetap dalam wadah NKRI, dan rencanannya Komisi HAM PBB akan datang ke Papua pada bulan Mei 2012, untuk mengunjungi Komnas HAM Papua dan menandatangani MOU, serta akan memberikan dukungan pendanaan 500 ribu US dollar bagi penyelidikan kasus-kasus HAM di Papua. Dan kepada rakyat Papua yang berada di pegunungan juga diserukan, agar tetap mengikuti pemilukada dan memilih pemimpin orang asli Papua yang tepat, GBU...

Salam Damai..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun