Berkembangnya teknologi di era digital seperti sekarang mengharuskan masyarakat untuk terus belajar dan berkembang agar tidak tertinggal oleh kemajuan zaman, tidak terkecuali sektor perdagangan. Akan tetapi, meskipun kegiatan jual-beli telah tersedia secara online, masih banyak pedagang yang sepi pembeli. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya Judi Online yang berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. Â
Berdasarkan informasi dari pimpinan kepala PPATK (Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan), Ivan Yustiavandana menjelaskan bahwa, sejak tahun 2017 transaksi judi online cenderung meningkat tiap tahunnya dengan jumlah total transaksi yang dianalisis lebih dari 155 triliun rupiah, dan tidak kurang dari 25 Hasil Analisis terkait judi online telah disampaikan kepada aparat penegak hukum oleh PPATK sejak tahun 2019 hingga tahun Juni 2022. Pada tahun 2023 didapat bahwa jumlah total transasksi telah mencapai Rp 200 triliun. PPATK juga mencatat dari 2,7 Juta masyarakat yang terlibat Judi online ada 2,1 juta orang berpenghasilan Rp 100 ribu per hari.Â
Apabila hal ini terus terjadi dan meningkat tiap tahun, maka dapat menyebabkan daya beli masyarakat Indonesia menurun secara drastis dengan adanya judi online, sehingga uang yang dimiliki terbuang sia-sia. Ada beberapa faktor yang menyebabkan banyak masyarakat Indonesia bermain judi online menurut diri saya pribadi, salah satunya dikarenakan minimnya kesadaran dari masyarakat sendiri terkait kerugian dari memainkan judi online, kebanyakan masyarakat hanya ingin cepat kaya dan cepat mendapatkan uang tanpa berbuat apa-apa dan tidak memikirkan resikonya, selain itu hal yang paling mengkhawatirkan adalah teknik marketing dari judi online itu sendiri.Â
Marketing adalah hal yang sangat penting dalam bisnis, termasuk juga judi online. Dengan mudahnya akses informasi, penyebaran situs-situs judi online sering kali ditemukan, contohnya yang sedang trend sekarang adalah iklan-iklan judi di game online, bahkan ada yang menggunakan jasa dari para influencer yang secara terang-terangan dimainkan di beberapa live streaming. Hal tersebut dapat memancing massa dengan mudah karena iklan yang diberikan di "setting" agar influencer tersebut dapat dengan mudah mendapatkan uang padahal kenyataannya berbeda. Meskipun banyak situs yang telah di blokir oleh pemerintah beberapa masih dapat di "hack" oleh para penyedia jasa. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk saling mengingatkan dan berhenti memainkan judi online.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI