Mohon tunggu...
Rizki Zakaria
Rizki Zakaria Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa

Penghuni bumi dan penyuka angin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menengok Kembali Usaha Sadar Kita

20 Desember 2022   16:35 Diperbarui: 27 Desember 2022   13:24 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapan atau entah dimulai dari mana. Problematika pendidikan di Indonesia sudah semacam barang atau makanan yang ditata Ibu Preti, salah satu penjual gorengan di kantin tempatku mengajar. Sangat beragam, ada tahu bulat yang katanya mirip aturan penerapan kurikulum merdeka, ada juga bakwan goreng yang katanya senada dengan kebijakan PPPK guru, belum semuanya matang. Terakhir yang cukup hangat, yaitu terkait kebijakan pemberantasan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. Ngeri-ngeri sedap. 

Di akhir tahun 2022 ini, kehangatan gorengan Bu Preti banyak yang menikmati. Cibiran, komentar, dan saran sepedas cabai tetap dikunyah. Karena memang enak. Lezat. Maknyus.

Aturan dan segala kebijakan yang dibuat pemerintah sejatinya masih belum menyentuh semua jiwa, termasuk para pendidik, dalam hal ini para guru.

Lihat saja, berapa banyak guru yang mengikuti program guru penggerak? Bagaimana nasib platform Merdeka Mengajar? Kasus kekerasan di sekolah? Sudah aman?

Masih belum. Mungkin memang benar, kurikulum ini tidak memaksakan. Memang benar juga jika pendidikan butuh proses. Katanya teknologi itu penting lho! Sudah merata atau gak ada usaha?

Semua perlu dipertanyakan kembali. Ini gurunya yang rewel atau pemerintah yang bawel? Refleksi dong!

Bu Preti senang saja makanannya habis dikunyah. Kadang sebel sih sama pembeli yang gak bayar. Tiba-tiba kabur. Nah ini nih oknum yang memanfaatkan situasi. 

Kemarin, saat persiapan kunjungan atau visitasi saja masih banyak yang menjual jasa membuat RPP atau PTK. Ini nih yang disebut oknum oportunis. Bisa saja, di mana ada kesempatan itulah peluang, katanya. Keren sih!

Meskipun begitu, penjual batagor samping Bu Preti terlihat sinis. Kenapa, ya? Oh ternyata lapak Bu Preti lebih besar. Iri. Program bagus, ada yang iri. Dijalankan dan berhasil, hati-hati juga. Ada yang iri. 

Menjelang awal 2023 datang, Bu Preti katanya ingin nambah variasi dagangan.

Hmm.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun