Mohon tunggu...
Rizkiya Jariyah
Rizkiya Jariyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswi Politeknik Keuangan Negara STAN

Jurusan Auntansi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepemimpinan Visioner Mr. Crack

14 Juli 2019   05:23 Diperbarui: 14 Juli 2019   05:32 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bacharuddin Jusuf Habibie atau akrab disapa Mr. Crack adalah presiden Republik Indonesia yang ketiga menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Beliau lahir 25 Juni 1936 di Pare-Pare Sulawesi Selatan. Putra dari pasangan Raden Ajeng Tuti Martini Puspowodjojo dan Alwi Abdul Jalil Habibie mengawali karirnya dengan menempuh studi di ITB (Institut Teknologi Bandung).

Selang satu tahun, ia pindah ke Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH) di Jerman setelah mendapat beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Disana ia memilih untuk mengambil jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Kontruksi pesawat terbang.

Habibie. Ketika mendengar namanya yang terpikirkan dibenak kita adalah IQ-nya yang setara einstein dan pesawat terbang buatannya. Riwayat hidupnya pun tak tanggung-tanggung. Predikat Cumlaude hingga Summa Cumlaude berhasil didapatkan dari studinya di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH).

Selain itu, banyak penghargaan yang telah ia torehkan baik dalam maupun luar negeri yang antara lain dari Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar di Jerman, Inggris, Swedia, Prancis, hingga Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri penghargaan untuk Habibie dianugerahkan oleh ITB, yaitu Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana. Julukan Mr. Crack ia juga dapatkan karena berhasil menemukan teori dan menghitung rambatan titik kerusakan yang terjadi pada logam.

Sebagian besar masyarakat menganggap sosok jenius ini sebagai panutannya, terutama dikalangan pelajar. Mulai dari kerja kerasnya, prinsip, rasa percaya diri dan pendiriaannya yang teguh. Dalam hidupnya, tidak ada kata 'mimpi'. Karena menurutnya kata itu identik dengan angan-angan. Ia lebih memilih menggunakan visi yang berwawasan ke masa depan. Melakukan tindakan nyata untuk mencapai visi adalah salah satu prinsipnya. Karakteristik ini membuat Habibie condong pada gaya kepimpinan visioner.

Menurut Corinne McLauglhin (2001) pemimpin yang visioner adalah mereka yang mampu membangun 'fajar baru' (a new dawn) bekerja dengan intuisi dan imajinasi, penghayatan, dan boldness. Mereka bekerja dengan kekuatan penuh dan tercerahkan dengan tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Gaya kepimpinannya itu, terkenal sejak keberhasilannya membuat pesawat pertama Indonesia.

Alasan Habibie memilih jurusan Teknik Penerbangan karena ia teringat pesan Ir. Soekarno yang menyatakan bahwa sangat penting untuk mengembangkan Dirgantara dan juga penerbangan bagi Indonesia. Hal inilah yang memotivasinya untuk memanfaatkan studinya dengan sebaik-baiknya.

Sejak kembalinya ke tanah air dan menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT serta memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, Habibie berhasil memimpin pembuatan pesawat N250 Gatot Kaca pada tahun 1995. Pesawat ciptaannya ini sukses terbang tanpa mengalami 'Dutch Roll' atau oleng.  Sebab hal ini, nama Indonesia mulai dipandang dimata dunia.

Namun sayangnya Soeharto memutuskan perusahaan yang membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa ditutup. Hal ini dilakukan ketika badai krisis moneter melanda indonesia antara tahun 1996-1998. Tentunya Habibie kecewa dengan keputusan ini. "Dengan pesawat ini, buatan mereka sendiri, seluruh pulau di Indonesia bisa terhubung. Bayangkan infrastruktur yang berkembang, kemajuan ekonomi di pulau-pulau itu. Mereka bisa mandiri. Tapi ternyata bangsa ini tidak mau". -- B.J Habibie

Selain itu juga Habibie sebagai pemimpin yang visioner terlihat dari perubahan-perubahan dibidang politik dan ekonomi saat ia menjabat sebagai Presiden RI yang ketiga. Dalam bidang politik misalnya yaitu UU Otonomi Daerah, UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, serta UU Partai Politik.

Selain itu, di era pemerintahannya masyarakat dapat lebih leluasa ketika menyampaikan aspirasinya. Hal inilah yang membuat berbagai partai politik bermunculan sehingga aturan yang melarang berdirinya serikat buruh independen juga dihapus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun