Mohon tunggu...
Rizki Utama
Rizki Utama Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Lewat Tulisan

Business System dan Business Process Management Professional - Alumni MM FEB Universitas Indonesia dan Teknik Industri Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Money

Product Development Time to Market, Bahasan Singkat Usaha Pengembangan Vaksin Covid-19

20 Juni 2020   22:15 Diperbarui: 20 Juni 2020   22:18 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
How Long Will a Vaccine Really Take? (Sumber: www.nytimes.com)

"Not good enough," Bourla said. The faces of the researchers tensed up, and conscious of the Herculean effort that had taken place, Bourla made sure to thank them. But he also kept pushing. He asked if people on the call thought the virus might come back in the fall, and what they expected would happen if a vaccine were not available when a new flu season hit at the same time, an issue the federal Centers for Disease Control raised weeks later. 

"Think in different terms," Bourla told them. "Think you have an open checkbook, you don't need to worry about such things. Think that we will do things in parallel, not sequential. Think you need to build manufacturing of a vaccine before you know what's working. If it doesn't, let me worry about it and we will write it off and throw it out." 

(Dikutip dari www.forbes.com: Move Over, Moderna: Why Pfizer May Be The Better Bet To Deliver A Vaccine By Fall)

Kutipan diatas adalah peristiwa yang terjadi pada pertengahan Maret 2020 saat CEO Pfizer, sebuah perusahaan farmasi top dunia, Albert Bourla melalui video call memberikan tantangan kepada tim manufaktur dan risetnya agar vaksin COVID-19 bisa tersedia sebelum akhir tahun 2020, tepatnya pada musim gugur dimana biasanya wabah flu menyerang Amerika setiap tahunnya. Kurang dari 2 bulan setelah itu, hari Senin pertama bulan Mei 2020, Pfizer menyuntikan vaksin COVID-19 eksperimental batch pertama kepada sejumlah relawan sehat di Baltimore, Amerika. Vaksin ini dikembangkan oleh perusahaan asal Jerman, Bio-NTech untuk Pfizer. Dalam sebuah wawancara pada hari berikutnya, Bourla menyampaikan bahwa secara normal butuh waktu beberapa tahun untuk bisa sampai melakukan uji klinis, sementara untuk proyek ini Pfizer bisa melakukannya dalam beberapa minggu saja. Sebuah perubahan yang sangat radikal, menurut saya.

Menurut catatan Milken Institute sebuah organisasi non-profit yang bergerak dibidang kesehatan, pendidikan dan sosial melalui website-nya www.milkeninstitute.org, saat ini ada lebih dari 150 kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh beberapa institusi dan perusahaan farmasi besar diseluruh dunia diantaranya Johnson & Johnson, Sanofi, AstraZeneca dan Roche, semuanya bekerja menggunakan kecepatan tinggi dan berlomba dengan laju infeksi pandemi yang saat ini sedang terjadi. Tujuannya, bagaima bisa menyediakan vaksin yang efektif secepat mungkin, in a very very short Time to Market, untuk mengakhiri pandemi COVID-19.

Proses Pengembangan Vaksin

Dari beberapa artikel dan informasi dari rekan pharmacist, diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan untuk membuat vaksin tidaklah sebentar, rata-rata lebih dari 5 tahun (bahkan ada yang sampai 28 tahun) dari mulai inisiasi, beberapa fase pengujian, approval, produksi berskala besar hingga siap digunakan. Prosedur yang ketat, kebutuhan dana yang besar, prinsip kehati-hatian dan tingkat kegagalan yang tinggi merupakan beberapa faktor yang membuat lamanya proses tersebut. Berikut data waktu proses pengembangan dari beberapa vaksin yang diambil dari artikel yang dipublikasikan di The New York Times.

                                                                                        

Dalam sebuah artikel di The New England Journal of Medicine (NEJM) dengan judul "Developing Covid-19 Vaccines at Pandemic Speed" proses normal pembuatan vaksin digambarkan sebagai sebuah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara seri, proses selanjutnya (successor) hanya dapat dilakukan jika proses sebelumnya (predecessor) sudah selesai, proses ini disebut dengan Traditional Vaccine Development Process.  

screen-shot-2020-06-20-at-21-48-42-5eee2339d541df62c358b6b5.png
screen-shot-2020-06-20-at-21-48-42-5eee2339d541df62c358b6b5.png

Traditional Vaccine Development Process

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun