Mohon tunggu...
Rizki Septiandini
Rizki Septiandini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB

Mahasiswa IPB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi Perdagangan Furnitur Bambu/Rotan Indonesia ke Uruguay sebagai Negara Non Tradisional

12 Juni 2021   14:00 Diperbarui: 12 Juni 2021   13:59 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kerjasama Perdagangan Indonesia-Uruguay

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uruguay sepakat menandatangani perjanjian kerja sama untuk meningkatkan hubungan kerja sama ekonomi dan teknis di berbagai bidang terutama perdagangan, investasi, pertanian, pariwisata, dan usaha mikro kecil menengah. Penandatangana perjajian bilateral ini dilakukan pada Oktober 2016 antara kedua negara yang sepakat meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi dengan mendorong volume perdagangan Indonesia-Uruguay. Uruguay merupakan gerbang masuk  produk ungulan Indonesia ke Pasar Amerika Selatan, khususnya produk furnitur, kerajinan tangan, makanan dan minuman olahan, dan produk siap pakai.

Kinerja Kelompok Komoditas Furnitur

Pemerintah Indonesia tengah membidik pasar ekspor baru ke negara non tradisional seperti Amerika Latin. Salah satu negara yang potensial dibidik yakni Uruguay dengan salah-satu komoditas unggulan yang diperdagangkan berupa furnitur. Berdasarkan Gambar 1 nilai ekspor komoditas furnitur bambu/rotan Indonesia ke Uruguay selama tahun 2010-2019 berfluktuasi, hal ini dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap USD yang fluktuatif.

Pada semester pertama 2020, Uruguay telah mengimpor produk furnitur asal Indonesia senilai USD 645 ribu. Duta Besar Indonesia untuk Argentina merangkap Paraguay dan Uruguay Niniek Kun Naryati mengatakan, laporan menunjukkan furnitur Indonesia berpeluang untuk terus ditingkatkan ke negara tersebut. Selama pandemi, impor furnitur ke Uruguay melonjak 12 kontainer. Hal ini disebabkan meskipun pandemi, daya beli masyarakat masih tinggi dan permintaan produk furnitur dari Indonesia sangat besar.

Potensi Komoditas Furnitur Bambu/Rotan Dilihat dari Indeks-Indeks 

a. Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) : Indeks Spesialisasi Perdagangan digunakan untuk menganalisis posisi atau perkembangan suatu produk. ISP dapat menggambarkan apakah untuk suatu jenis produk, Indonesia cenderung sebagai negara eksportir atau negara importir.

Nilai ISP berada diantara -1 dan +1. Apabila nilai ISP positif (diatas 0 hingga 1) maka negara Indonesia cenderung sebagai pengekspor. Sebaliknya, apabila nilai ISP negatif (dibawah 0 hingga -1) maka negara Indonesia cenderung sebagai negara pengimpor.

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai ISP Komoditas Furnitur Bambu/ Rotan Indonesia di Uruguay periode 2010-2019 sebesar 1. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia cendrung menjadi negara pengekspor selama 10 tahun terakhir.

b. Intra Industry Trade Index (IIT) : Intra Industry Trade adalah perdagangan di dalam industri yang sama, hal ini timbul karena kesamaan dalam faktor produksi yang dimiliki antarnegara. Intra Industry Trade index (IIT index) digunakan untuk menganalisis tingkat integrasi dalam suatu kawasan tertentu.

Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata nilai IIT Komoditas Furnitur Bambu/ Rotan Indonesia di Uruguay Periode 2010-2019 sebesar 0. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada integrasi antara Indonesia dan Uruguay sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya terjadi perdagangan satu arah saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun