Setiap hari, ribuan truk logistik melintasi jalur utama Indonesia, terutama di Pulau Jawa---dari Pantura hingga jalan tol Trans-Jawa. Akibatnya:
Kemacetan parah di ruas vital.
-
Jalan cepat rusak karena over-capacity.
Biaya logistik membengkak, baik dari waktu tempuh maupun perawatan infrastruktur.
Angka kecelakaan meningkat, banyak melibatkan truk dengan muatan berlebih.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, jalan raya akan semakin kewalahan. Efisiensi logistik nasional pun terancam.
Short Sea Shipping
Salah satu strategi paling realistis untuk meringankan beban jalan raya adalah Short Sea Shipping (SSS). SSS adalah pengiriman barang lewat laut jarak pendek hingga menengah, antar pelabuhan dalam satu wilayah atau antar pulau. Konsepnya sederhana: biarkan kapal mengambil alih sebagian beban logistik yang selama ini dipikul jalan raya.
Kenapa Harus Short Sea Shipping?
- Kapasitas Besar
Satu truk hanya mampu mengangkut 1--2 kontainer. Satu kapal? Bisa ratusan bahkan ribuan kontainer sekali jalan (sesuai deadweight). Itu artinya ratusan truk bisa digantikan oleh satu kapal. - Lebih Hemat Biaya
Biaya per ton barang dengan skema laut jauh lebih murah dibanding transportasi darat jarak jauh. Minimum cost tercapai, efisiensi meningkat. - Jalan Lebih Awet
Pantura rusak hampir tiap tahun---salah satunya karena truk overload. Dengan muatan dialihkan ke laut, umur jalan bisa lebih panjang tanpa perbaikan terus-menerus. - Lebih Hijau
Kapal menghasilkan emisi CO per ton barang yang lebih rendah dibanding truk. Logistik jadi lebih ramah lingkungan sekaligus mendukung target penurunan emisi.
Beban jalan raya Indonesia sudah terlalu berat. Jika terus dipaksa, konsekuensinya macet, mahal, rusak, berbahaya. Saatnya memindahkan sebagian beban itu ke laut. Dengan potensi maritim yang luar biasa, Indonesia seharusnya menjadikan Short Sea Shipping sebagai tulang punggung logistik nasional---efisien, aman, berkelanjutan.