Maka, tugas utama dari sosiologi Islam adalah menyingkap pola relasi keberagamaan umat Islam di Indonesia yang berkaitan erat dengan hubungan antara agama Islam dengan non Islam dan Islam dengan Islam, Islam dengan kearifan lokal, dan Islam sebagai realitas fenomena teologis. Islam sebagai ilmu bertumpu pada Islam sebagai kesadaran kolektif dan sistem pengetahuan yang objektif. Sosiologi Islam tidak hanya mengupas Islam sebagai agama. Islam adalah konsep keilmuan yang menganalisis dan memahami Islam itu sendiri dan relasinya terhadap agama lain.
Adapun hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan antara lain:
Sosiologi merupakan suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam. Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari berbagai macam aspek dari manusia dan masyarakat. Sedangkan ilmu alam adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri fisik dari alam.
Sosiologi bersifat kategoris, artinya mempelajari apa yang terjadi bukan apa yang seharusnya terjadi. Tergolong ke dalam ilmu murni.
Merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak bukan kongkret. Artinya, bahwa yang diperhatikannya adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat, tetapi bukan wujudnya yang kongkret.
Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola umum manusia dan masyarakat.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya mempelajari gejala umum pada umat manusia.
Pada hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi termasuk ilmu sosial karena mempelajari manusia dan masyarakat. Selain itu, ilmu ini juga merupakan ilmu pengetahuan yang umum bersifat abstrak serta terapan (applied science), bukan ilmu pengetahuan khusus.
Sosiologi Islam adalah disiplin keilmuan yang membekukan kajiannya di ranah kelompok masyarakat Islam. Sosiologi Islam berupaya memotret kelompok masyarakat Islam yang memiliki sistem budaya kemasyarakatan yang terbangun atas sistem nilai, keyakinan, historis, dan moralitas sendiri.
Penggabungan kata Sosiologi dan Islam adalah dua hal yang sangat berjauhan di mana Sosiologi sebagai disiplin keilmuan yang bertugas melihat gejala dan fenomena sosial dan Islam sendiri adalah konsepsi teologis dan fenomena sosial.
Pada aspek teologis, Islam dipahami sebagai ajaran paripurna, pedoman hidup, dan laku baik. Sedangkan, perspektif sosial sebagai pembelajaran yang ditinjau dari aspek kelembagaan, struktural, kontrol, dan diskursus yang berlangsung dalam kelompok masyarakat.