Mohon tunggu...
Rizki Iki
Rizki Iki Mohon Tunggu... Penulis - lakukan apapun yang kamu ingin

Be your self

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosiologi Islam sebagai Ilmu

17 Januari 2021   01:01 Diperbarui: 17 Januari 2021   01:55 7697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

SEJARAH SOSIOLOGI

Sosiologi didirikan oleh orang-orang Yunani kuno. Awalnya merupakan bagian dari filsafat sosial. Karena pada waktu itu pembahasan tentang masyarakat hanya berkisar pada hal-hal yang menarik perhatian umum saja, seperti perang, konflik sosial.

Dalam perkembangannya pembahasan masyarakat meningkat lebih mendalam, seperti tentang susunan kehidupan yang diharapkan, norma-norma yang harus ditaati oleh seluruh anggota masyarakat. Dalam buku Sosiologi: Menyelami Sosial di Masyarakat (2007), pada abad ke-19 seorang filsuf asal Prancis bernama Auguste Comte mengemukakan kekhawatirannya atas keadaan masyarakat Prancis setelah pecahnya Revolusi Prancis.

Dampak revolusi tersebut selain menimbulkan perubahan positif dengan munculnya iklim demokrasi juga mendatangkan perubahan negatif. Perubahan negatif berupa konflik antarkelas yang mengarah pada anarkisme di dalam masyarakat. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan masyarakat dalam mengatasi perubahan atau hukum-hukum seperti dalam mengatur stabilitas masyarakat.

Dengan kondisi seperti itu, Auguste Comte menyarankan agar penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri. Dari sinilah lahir sosiologi sebagai ilmu yang paling muda dalam ilmu-ilmu sosial. Istilah sosiologi dipopulerkan Auguste Comte dalam bukunya berjudul Cours de Philosophe Positive (1830). Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa obyek sosiologi adalah manusia atau masyarakat secara keseluruhan. Sosiologi kemudian menjadi ilmu yang berkembang di Eropa, khususnya di Jerman dan Perancis.

PENGENALAN

Pengenalan kajian sosial berbasiskan Islam dilakukan oleh Kuntowijoyo mengenai Ilmu Sosial Profetik [ISP]. Kajian ISP adalah upaya mengilmukan Islam dalam melihat fenomena sosial, bukan proses Islamisasi ilmu. Pengilmuan Islam adalah tawaran dari Kuntowijoyo untuk kebaikan umat manusia dengan nilai-nilai keislaman dan menjawab kebutuhan Islam itu sendiri.

Kebutuhan sosiologi Islam adalah menganalisis konteks kemasyarakatan dan pola relasi keagamaan dibutuhkan untuk memetakan persoalan yang dihadapi umat itu sendiri. Titik kelemahan dari teori ISP dari Kuntowijoyo mengesampingkan aspek struktur sebagai aspek pembentukan tindakan sosial dan terjebak pada pengarusutamaan struktur transendental dalam memahami masyarakat.

Islam tidak bisa dilepaskan sebagai fakta sosiologis yang di dalamnya mengandung kontrol dan perekat sosial dan Islam realitas kemasyarakatan. Maka, tugas utama dari sosiologi Islam adalah menyingkap pola relasi keberagamaan umat Islam di Indonesia yang berkaitan erat dengan hubungan antara agama Islam dengan non Islam dan Islam dengan Islam, Islam dengan kearifan lokal, dan Islam sebagai realitas fenomena teologis.

SOSIOLOGI ISLAM SEBAGAI ILMU

Penggabungan kata Sosiologi dan Islam adalah dua hal yang sangat berjauhan di mana Sosiologi sebagai disiplin keilmuan yang bertugas melihat gejala dan fenomena sosial dan Islam sendiri adalah konsepsi teologis dan fenomena sosial. Jika, Islam sebagai fenomena sosial Maka, Islam tidak bisa dilepaskan sebagai fakta sosiologis yang di dalamnya mengandung kontrol dan perekat sosial dan Islam realitas kemasyarakatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun