Mohon tunggu...
RIZKI FEBY WULANDARI
RIZKI FEBY WULANDARI Mohon Tunggu... Editor - Mencoba menyelaraskan kata dan laku.

Menorehkan segala ambisi dan luka di atas tinta, bukan bermaksud apa-apa. Hanya saja terdapat kelegaan di sana. Pelajaran yang tercatat tidak akan musnah meski waktu menggerusnya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nyeskripsi: Cosplay Jadi Maba Serba Tanya Katingnya

13 Juni 2022   20:00 Diperbarui: 15 Juni 2022   02:09 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk semua kawan seperjuangan semester 6 angkatan 2019 yang sekarang sedang merasakan perkuliahan sebenarnya, memulai membuat proposal skripsi. Nama angkatan yang seumuran dengan COVID yang juga bersandingan dengan angka 19.

 Jika ditarik simpul perjalanan kisah kasih selama perkuliahan angkatan ini agak unik dari angkatan lainnya yang sedikit banyak ambil kesempatan dalam kesempitan -kemalasan yang terfasilitasi- peacees. Angkatan 2018  termudahkan dengan sidang pendadaran online dan pasti termaklumi; angkatan 2020-2021 ospek online dan beruntungnya mereka bisa beradaptasi terlebih dahulu dan semester tengah -semester krusial- mereka sudah offline. 

Sedangkan angkatan 2019 sewaktu jadi mahasiswa baru (maba) angkatan ini masih merasakan ospek offline. Pertengahan menginjak semester 2, maba unyu-unyu ini dipaksa keadaan untuk isolasi di kos dan tidak ada kejelasan di perantauan karena pandemi COVID-19 menyebar.

Bisa dibayangkan anak rantau yang bau kencur dan dilanda pandemi yang secara tiba-tiba. Awalnya dari pihak kampus memberi libur seminggu-dua minggu. Namun, beredar edaran lagi perkuliahan diadakan secara daring. Online total perkuliahan tatap muka langsung ditiadakan. Bagaimana perasaan maba kala itu? Yang awalnya sedang hectix semangat merasakan jadi mahasiswa malah digempur si copid. Alhasil curi-curi kesempatan untuk bisa mudik dan kuliah di rumah.

Semester pertengahan di mana mata kuliah ini berkesinambungan dengan semester akhir yang mana itu krusial, namun diadakan online. Tidak dinafikan, entah sekadar alasan sinyal atau kemalasan pembelajaran online ini membuat tingkat kendleweran mahasiswa yang setengah jadi ini meningkat.

Tidak heran jika di semester akhir seperti sekarang, menjajaki semester 6 mereka kelabakan. Mulai dari cuitan meme, " Tahun 2019 maba, Tahun 2020-2021 kuliah turu, Tahun 2022 garap skripsi."

Dirasa baru kemarin, eh sekarang udah mulai buat proposal skripsi. Segala penyesalan mewarnai perbincangan dengan kawan di perkopian dan pernugasan, "Semester lalu, mata kuliah metopen nyesel ngga diperhatiin" Bingung apa yang mau ditulis, ragu, gundah gulana, ngga percaya dengan kemampuan yang didapat selama menduduki bangku kuliah.

Padahal, skripsi ialah monumen selama menjadi mahasiswa strata 1. Bukti  apa yang didapat selama 3 tahun diakumulasikan dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan sebutan skripsi. Alhamdulillah-nya angkatan ini mempunyai mental yang lebih kuat, ia menyadari kekurangannya di mana.

Tidak tinggal diam dan pasrah pada keadaan. Relasi yang sedikit banyak ia bangun sewaktu maba dihidupkan kembali. Seperti angkatan pada umumnya, sewaktu maba sangat mendewakan kakak tingkat (kating) merasa mereka lebih tahu banyak hal daripada maba. 

Semakin berjalannya waktu terkadang tidak mendewasakan melainkan membuat orang lupa diri. Semester pertengahan biasalah, saat merasa sudah mempunyai adik-tingkat angkatan bawahnya terlahir, merasa menjadi senior, hingga lupa senior atasnya.

Tetapi, pada semester akhir ini baru terasa, ternyata pengalaman kakak tingkat (nyekripsi-seminar proposal-pendadaran-wisuda) menjadi pengalaman yang diincar untuk didengarkan.

Alhasil, mahasiswa tingkat akhir yang kebingungan ini mencari pembimbing skripsi sekunder di samping dosen pembimbing. Rahasianya dengan cosplay jadi maba yang nanya muluk ke kakak tingkatnya menjadi salah satu strategi manjur untuk mulus karena dapat bocoran kehidupan selanjutnya.

Termasuk saya yang tipe orang yang mudah ragu, dan selalu butuh seorang yang menyakinkan saya. Kemarin saja latar belakang masalah skripsi, saya ganti sampai beberapa kali bahkan sebelum direvisi dosen karena ragu. Dan mempunyai pembimbing skripsi sekunder ini memiliki banyak manfaatnya.

Pertama, sebelum diajukan ke dosen tanya dulu ke kating. Yaa, meminimalisir revisi lah. Karena saya tipe orang yang benci dengan revisi, lebih tepatnya males memperbaiki.

Kedua, banyak pertanyaan bodoh yang sebenarnya malu-maluin jika ditanyakan ke dosen bisa ditanyakan ke kakak tingkat. Manjur sekali ilmu yang kita dapat sewaktu maba dulu -wajah tanpa dosa- nanya apa aja ngga usah malu. Paling, bikin eneg kakak tingkatnya aja sih dan bikin ngedumel, "baca dulu, sebelum nanya". Tapi ngga papa, malu bertanya dan jalan terus juga akan menyesatkan lebih jauh, kan yaa...

Ketiga, spill pengalaman, tips and trick ini yang terpenting karena kita belum merasakan segala macam hal di depan. Apalagi strategi menghadapi pembimbing killer wahh ini kesempatan emas sekali. Cara kating cari muka, ngeluluhin dosen marah, dapetin hati dosen.

Keempat, tempat berbagi kendala mu, mulai dari didengerin sampai dibantulah pasti. Kalau di-joki-in jangan harap lah yaaa. Karena seorang kating yang baik, pasti punya simpati atas kesulitanmu itu yang dia alami dulu.

Kelima, siapa tahu jodohmu, kalau ini pengalaman temenku. Berawal dari tanya-tanya ehhh mbaknya menaruh rasa. Kalau masalah hati saranya hindari dulu lah, fokus skripsi. apalagi, saya tidak menyarankan untuk mem-PDKT-i hanya untuk minta dibimbing skripsi. Habis kelar lalu ditinggal, jangan lah yaa kasian air susu dibalas air tuba.

Nah, itu tadi kawan, jika kamu juga angkatan 2019 yang terkontaminasi kelabilan keputusan kampus buka kuliah online-offline di mana saat dilanda kegundah-gulana-an per-skripsian. Selamat mencoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun