OKU Timur -- Mahasiswa Program Studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya (UNSRI) yang melaksanakan kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di Desa Adumanis, Kecamatan Semendawai Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur selama 40 hari, berhasil mengadakan program unggulan berupa Pembuatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Program ini menjadi salah satu bentuk pengabdian nyata mahasiswa dalam mendukung kesehatan masyarakat melalui pemanfaatan potensi lokal yang sederhana, mudah dijangkau, namun memiliki manfaat besar.
Kegiatan pembuatan toga yang berlangsung selama 2 Minggu di Desa Adumanis ini dilaksanakan bersama ibu-ibu rumah tangga, perangkat desa, serta masyarakat sekitar. Antusiasme warga terlihat sejak awal, terutama karena program ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga praktik langsung yang bisa diterapkan di rumah masing-masing.
Pemberdayaan Melalui Tanaman Obat
TOGA merupakan program yang difokuskan pada pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami berbagai jenis tanaman herbal yang berkhasiat bagi kesehatan, seperti jahe, kunyit, kencur, temulawak, lidah buaya, dan serai. Tanaman-tanaman ini dipilih karena mudah tumbuh di lingkungan desa serta sudah dikenal sejak lama sebagai bahan obat tradisional.
Melalui program ini, mahasiswa berusaha mendorong masyarakat agar lebih mandiri dalam menjaga kesehatan keluarga. Dengan adanya TOGA, warga tidak harus selalu bergantung pada obat-obatan kimia, melainkan bisa memanfaatkan tanaman herbal sebagai alternatif pengobatan awal yang alami dan aman.
Selain itu, program TOGA juga memiliki potensi ekonomi. Apabila dikelola dengan baik, tanaman herbal ini dapat dikembangkan menjadi produk olahan bernilai jual, seperti jamu, teh herbal, maupun minyak atsiri. Hal ini tentu bisa membuka peluang usaha kecil bagi ibu-ibu rumah tangga sekaligus meningkatkan perekonomian desa.
Jalannya Kegiatan
Pelaksanaan program dimulai dengan sosialisasi yang diberikan mahasiswa kepada warga mengenai pentingnya TOGA. Dalam sesi ini, mahasiswa menjelaskan khasiat dari masing-masing tanaman serta manfaat jangka panjang dari menanam TOGA di rumah. Setelah itu, warga diajak langsung melakukan praktik penanaman di lahan yang telah disediakan sebagai Taman TOGA Desa Adumanis.
Ibu-ibu PKK tampak bersemangat mengikuti kegiatan ini. Beberapa di antara mereka bahkan membawa bibit tambahan dari rumah untuk ditanam bersama. Kegiatan ini menjadi momen kebersamaan yang mempererat hubungan antara mahasiswa, perangkat desa, dan masyarakat.
Untuk memperkuat keberlanjutan program, mahasiswa juga menyediakan papan edukasi berisi informasi tentang manfaat setiap jenis tanaman TOGA. Papan tersebut dipasang di area taman sehingga mudah diakses oleh seluruh masyarakat. Dengan adanya media ini, warga dapat mempelajari khasiat tanaman secara mandiri tanpa harus mencari informasi keluar desa.
Dukungan dari Masyarakat