Belajarlah secara serius dan penuh semangat dan berusahalah untuk tidak melewatkan waktumu dengan sesuatu yang tidak bermanfaat.
Wahai Anakku: Lihatlah pelajaran yang ditetapkan kepadamu dengan mempelajarinya sebelum mendengarkan pelajaran tersebut dari gurumu di kelas. Ketika sesuatu menyulitkanmu maka jangan kamu malu mengungkapkan masalah tersebut kepada orang lain yang sudah faham. Ketika guru menyuruhmu duduk di tempat yang sudah ditentukan olehnya, maka jangan kamu duduk diselain tempat tersebut. Ketika salah satu temanmu ceroboh duduk di tempat dudukmu, maka jangan kamu menyerobot dan memakinya, laporkanlah kepada gurumu sampai gurumu memberdirikan temanmu dan membuatmu duduk di tempatmu.
Wahai Anakku: ketika guru memulai membacakan pelajaran, maka jangan kamu sibuk dengan bicara dan berdebat dengan temanmu. Simaklah apa yang dikatakan gurumu dengan sungguh-sungguh. Jangan kamu sibukkan pikiranmu dengan sesuatu yang lain dari godaan-godaan nafsu di tengah pelajaran. Ketika masalah menyulitkanmu setelah kamu mengulasnya, maka carilah guru dengan tata krama untuk mengulangi pelajaran tersebut. Janganlah kamu meninggikan suaramu keada gurumu atau kamu memprotes gurumu ketika guru berpaling darimu dan tidak menghiraukan ucapanmu.
Wahai Anakku: Ketika murid keluar dari batasan adab antara dia dan gurunya, maka harga dirinya gugur di hadapan gurunya dan teman-temannya. Dan dia berhak untuk diajarkan adab dan ditegur atas sedikit adabnya.
Wahai Anakku: Jika kamu tidak memuliakan gurumu diatas kamu memuliakan orang tuamu, maka kamu tidak akan bisa mendapatkan manfaat dari ilmu gurumu.
Wahai Anakku: Perhiasan ilmu adalah rendah hati dan memiliki tata krama. Barangsiapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya dan makhluk-makhluk Allah akan mencintainya. Barangsiapa yang sombong dan memperburuk tata krama, maka dia akan rendah di hadapan manusia dan Allah akan membuat manusia benci kepadanya dan hampir tidak ditemukan orang yang menghormati atau kasihan kepadanya.
Wahai Anakku: Tidak ada yang lebih membahayakan bagi murid daripada marahnya guru dan ulama', maka takutlah kamu.
Wahai Anakku: Jika kamu membuat marah salah satu gurumu atau kamu berperilaku buruk di depan guru, maka paling sedikitnya hasil yang diperoleh dari membuat marah guru adalah terhalangnya ilmu dan putus dari rahmat.
Maka terimalah nasihatku wahai anakku: carilah ridho guru-gurumu, mintalah doa agar dibukakan hati, mungkin saja Allah mengabulkan doa guru-guruu untukmu. Jika kamu sendirian maka perbanyaklah berdoa sepenuh hati kepada Allah agar Allah memberikanmu reseki berupa ilmu yang bermanfaat dan bisa mengamalkannya. Sesungguhnya tuhanmu adalah Dzat yang maha mendengar doa dan Dzat yang luas anugerah dan maha pemurah.
Pelajaran Keenam dalam kitab washoya al-abai lil abna'
Penulis Artikel: Rizka Amalia Zahroh