Mohon tunggu...
Rizal Zulfan Bilaldi
Rizal Zulfan Bilaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Football and history enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyibak Lembaran Sejarah yang Terlupakan di Monumen Kresek

30 Mei 2025   12:29 Diperbarui: 30 Mei 2025   12:29 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Indonesia sarat dengan kisah perjuangan, pengkhianatan, dan pencarian jati diri bangsa. Dari serangkaian peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia, peristiwa Madiun 1948 menjadi peristiwa yang hampir tenggelam dalam ingatan para generasi muda. Sejarah peristiwa Madiun tidak sepopuler gerakan PKI tahun 1965 yang bahkan sampai dibuatkan film, serta selalu diputar setiap bulan September. Di kota kecil ini, sejarah besar menghiasi perjalanan Republik Indonesia yang baru seumur jagung kala itu.

Latar belakang peristiwa ini dimulai dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pasca Perjanjian Renville yang menurut Amir sangat merugikan Indonesia. Pasca tidak lagi menjadi menteri, Amir mulai membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang nantinya akan bekerja sama dengan organisasi berpaham kiri seperti Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin oleh Musso yang saat itu baru kembali dari Moscow. Kedua tokoh tersebut mulai melakukan pemberontakan di sekitar Madiun, serta melakukan pembantain kepada para tokoh-tokoh yang pro terhadap pemerintah di Madiun saat itu. Para jasad yang dibantai saat itu dimasukkan kedalam sumur di sebuah perbukitan yang terletak di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. 

Untuk mengenang kejadian kelam tersebut, Pada tahun 1987, pemerintah Kabupaten Madiun memutuskan untuk membangun sebuah monumen yang disebut dengan Monumen Kresek. Monumen ini teletak di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madun, Provinsi Jawa Timur. Dengan luas tanah 3,3, hektar, monumen ini diresmikan pada 1991 oleh Gubernur Jawa Timur saat itu, Soelarso.

Di area monumen, terdapat prasasti batu yang berisi nama-nama pahlawan, termasuk prajurit TNI, orang pemerintahan daerah, dan tokoh desa yang gugur saat melawan PKI. Salah satu nama yang tertulis di sana adalah Kolonel Infanteri Marhadi, yang dibuatkan patung di alun-alun Kota Madiun. Lalu pada bagian atas yang merupankan icon dari monumen ini, terdapat patung yang terlihat akan memenggal kepala seseorang, menurut warga setempat, konon itu adalah penggambaran dari Musso yang akan memenggal kepala Kyai Husein.

Kita tidak dapat memilih bagian sejarah mana yang ingin kita ingat dan mana yang ingin kita lupakan. Seluruh rangkaian peristiwa merupakan bagian dari proses tumbuh dan berkembangnya bangsa ini. Monumen Kresek menjadi bukti nyata bahwa tragedi 1948 di Madiun bukanlah sekadar cerita pinggiran. Peristiwa tersebut benar-benar terjadi, menimbulkan luka dan pertumpahan darah, serta layak untuk terus diceritakan kembali. Bukan dalam rangka menumbuhkan kebencian, melainkan sebagai bahan pembelajaran bahwa ideologi yang bersifat ekstrem, baik dari kiri maupun kanan, senantiasa meninggalkan korban.

Oleh karena itu, apabila memiliki kesempatan mengunjungi Madiun, luangkan waktu untuk singgah di Monumen Kresek. Duduklah sejenak, lihatlah prasasti dan relief yang terpahat, dan rasakan keheningannya. Sebab di balik kesunyian tersebut, terdapat sejarah yang menanti untuk kembali didengarkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun