Korupsi adalah penyakit lama yang terus menjangkiti bangsa ini, bahkan sejak masa awal kemerdekaan. Dalam sebuah ungkapan yang tajam, KH. Zainuddin MZ menggambarkan perbedaan wajah korupsi di setiap era: Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Ungkapan ini bukan hanya kritik, tetapi juga cermin bagi kita semua untuk memahami betapa kompleksnya persoalan korupsi di Indonesia.
Di masa Orde Lama, korupsi sering digambarkan sebagai sesuatu yang terjadi "di bawah meja." Artinya, praktik lancung itu masih dilakukan sembunyi-sembunyi, penuh kehati-hatian, dan tidak terang-terangan. Meskipun merugikan negara, kala itu korupsi belum begitu vulgar diperlihatkan ke ruang publik, melainkan masih diselubungi kepura-puraan.
Memasuki era Orde Baru, KH. Zainuddin MZ menyebut bahwa korupsi "berlangsung di atas meja." Kalimat ini menggambarkan situasi di mana praktik korupsi dilakukan secara lebih terang-terangan, bahkan seolah menjadi hal yang biasa. Relasi kuasa dan sentralisasi pemerintahan membuat praktek suap dan kolusi tumbuh subur, dengan dampak sistemik yang masih terasa hingga kini.
Ketika Reformasi datang, harapan rakyat adalah lahirnya sistem yang bersih dan berkeadilan. Namun kenyataannya, sebagaimana kritik KH. Zainuddin MZ, "bahkan mejanya pun ikut dikorupsi." Ungkapan ini menegaskan bahwa praktik korupsi justru semakin meluas, bukan hanya melibatkan individu, tetapi juga menyentuh sistem, aturan, dan institusi. Korupsi tak lagi sekedar perbuatan pribadi, melainkan sudah mengakar di dalam struktur.
Refleksi dari ungkapan ini jelas: bangsa ini membutuhkan upaya lebih serius untuk memberantas korupsi, bukan hanya di level individu tetapi juga dalam perbaikan sistem. Transparansi, penegakan hukum tanpa pandang bulu, serta pendidikan karakter menjadi kunci penting. Pesan KH. Zainuddin MZ hendaknya menjadi pengingat, bahwa korupsi bukan sekedar masalah hukum, melainkan ancaman terhadap masa depan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI