Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menemukan Semangat, Keindahan, dan Kedamaian Dalam Setiap Waktu

6 September 2025   08:57 Diperbarui: 6 September 2025   08:57 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan Harian (sumber: @rimut.id)

Setiap detik kehidupan yang kita jalani menyimpan makna yang berbeda. Dari pagi hingga malam, alam semesta seakan memberikan pesan tersendiri yang bisa menjadi pengingat untuk kita. Pagi datang dengan semangat, sore hadir dengan keindahan, dan malam membawa kedamaian. Semua itu tidak akan benar-benar terasa jika hati dan pikiran kita tidak dalam keadaan tenang.

Pagi hari selalu identik dengan awal yang baru. Mentari yang terbit membawa harapan serta semangat untuk melangkah. Banyak orang memanfaatkan waktu ini untuk merancang tujuan, menata niat, dan menguatkan motivasi. Pagi adalah simbol optimisme yang memicu manusia agar terus bergerak dan berkarya.

Namun, tidak semua orang bisa merasakan energi pagi dengan penuh. Kadang, rasa malas, masalah, atau beban hidup menutupi cahaya pagi yang seharusnya membangkitkan semangat. Di sinilah pentingnya ketenangan hati. Dengan hati yang lapang, kita mampu melihat setiap pagi sebagai peluang, bukan tekanan.

Beranjak ke sore hari, kita disuguhkan panorama indah dari matahari yang perlahan tenggelam. Sore adalah waktu refleksi. Setelah seharian beraktivitas, kita diajak untuk menghargai proses yang sudah dijalani. Keindahan sore bukan hanya terletak pada warna langit, tetapi juga pada kesempatan untuk bersyukur atas apa yang telah dicapai.

Keindahan sore juga mengajarkan kita tentang kesabaran. Sebab, setelah berjuang sejak pagi, manusia perlu berhenti sejenak, menikmati hasil kerja, atau sekedar melepaskan lelah. Saat hati tenang, kita bisa menikmati sore sebagai hadiah dari perjalanan panjang hari itu.

Lalu datanglah malam dengan segala kedamaiannya. Malam adalah waktu terbaik untuk merenung, menenangkan diri, dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Bintang dan bulan yang muncul seolah berbisik, bahwa dalam kegelapan pun selalu ada cahaya yang menuntun. Kedamaian malam akan terasa sempurna jika jiwa kita tidak dipenuhi kegelisahan.

Sayangnya, banyak orang menjadikan malam sebagai waktu untuk menambah beban pikiran. Padahal, malam seharusnya menjadi ruang untuk melepaskan, bukan menambah. Dengan pikiran yang tenang, tidur akan lebih berkualitas, tubuh pun mendapat kesempatan untuk memulihkan energi.

Keselarasan antara pagi, sore, dan malam memberi kita pelajaran penting: hidup harus dijalani dengan keseimbangan. Semangat tanpa ketenangan bisa membuat kita terburu-buru. Keindahan tanpa syukur bisa terasa hambar. Kedamaian tanpa pengendalian diri bisa berujung pada kesepian.

Kuncinya terletak pada hati, pikiran, dan jiwa. Jika ketiganya selaras, maka apapun yang ditawarkan pagi, sore, dan malam akan terasa nyata. Hidup akan lebih bermakna, dan setiap waktu menjadi kesempatan untuk tumbuh lebih baik.

Dengan demikian, mari kita belajar menemukan ketenangan dalam setiap keadaan. Sebab, hanya dengan hati yang damai, kita mampu merasakan semangat pagi, keindahan sore, dan kedamaian malam secara utuh. Dan pada akhirnya, ketenangan itu adalah hadiah terbaik bagi jiwa kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun