Untuk semua pengurus kampung polowijen, dihandle oleh warganya para warganya diajari untuk melakukan berbagai soft skill yang juga merupakan salahsatu cara dalam mengupgrade warganya.Â
Dalam pembuatan topeng para warga kadang dilakukan pada malam hari ketika lepas dari kegiatan kerja. Kemudian kampung ini juga memiliki website, yang membuat takjub adalah yang mengelolanya adalah warganya sendiri.
Dalam sebuah pelayanan yang diberikan oleh kampung polowijen ini adalah adanya sebuah perpustakaan. Buku-buku ini merupakan donasi dari Universitas Widya Gama. Hal ini merupakan sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
 Langkah hebat dari kampung polowijen ini patut kita apresiasi karena ikut membantu mempertahankan eksistensi budaya asli Indonesia ini, seperti kita tau hegemoni dari revolusi indutri 4.0 ini berhasil menghasut masyarakat untuk perlahan mengabaikan budaya atau seninya asli khas Indonesia. Budaya dari Indonesia perlu dipertahankan melalui berbagai inovasi seperti yang dicontohkan oleh kampung polowijen ini.Â
Branding ulang malalui digital sudah semestinya dilakukan mengingat jaman sekarang yang serba digital. Jangan sampai terlambat untuk mempertahankan seni khas Indonesia karena bisa jadi nanti jika digampangkan hingga ada klaim dari negara lain yang nanti malah repot sendiri. Mari kita selalu berinovasi agar bermanfaat bagi sekitar.