Mohon tunggu...
Rizaldi Pangestu
Rizaldi Pangestu Mohon Tunggu... -

Ingin dekat dengan pencipta dan semua makhluk-Nya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Alangkah Senangnya Bisa Berbagi Kemenangan (Belajar Ngalah)

13 Juni 2017   10:50 Diperbarui: 14 Juni 2017   11:19 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: investigasibrief.com

Menilik judul di atas rasanya janggal apabila kita bisa berbagi kemenangan, lebih lebih memberikan kemenangan yang seharusnya milik kita kepada orang lain. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi yang mungkin tidak 100% sama persis, hanya diharapkan bisa memberikan motivasi dan inspirasi kepada kita semua.

Kemenangan yang seharusnya menjadi hak kita, yang mungkin bisa memberikan penambahan harta dan kekuasaan,..... Bisa jadi menambah kebanggaan bagi peraih kemenangan. Bisa jadi kemenangan itu kita raih dengan susah payah (atau juga mungkin kita raih dengan mudah) sehingga tidak umum apabila kita berikan kepada orang lain. 

Apabila kita mengenal konsep sedekah (shodaqoh) yaitu memberikan apa yang menjadi milik kita kepada orang lain dengan harapan orang lain itu merasakan apa yang kita punyai dalam hal ini kemenangan. Sedekah, bukan hanya pemberian berupa harta yang kita miliki tetapi juga bisa berupa kesenangan dan kebahagiaan kepada orang lain. Kata orang Jawa shodaqoh ngilangno balak (sedekah menghilangkan/mencegah celaka). Itu hanya merupakan efek dari berbagi tersebut, yang sesungguhnya ingin kita raih dan kita capai adalah proses berbagi tersebut.

Untuk lebih kongkritnya saya ambil contoh dalam kehidupan sehari hari. Untuk menunggu ngabuburit saya mengisi kegiatan catur dengan komunitas di sekitar rumah. Berbagai macam dan rupa orang orang berkumpul untuk bermain catur, antara orang yang satu dengan yang lain tentunya mempunyai tingkat ilmu dan tingkat pemahaman yang berbeda (walaupun orang tersebut rajin berdoa: Ya Tuhan kami tambahkanlah ilmu kepada kami,dan berikan pula  pemahaman kepada kami),akan tetapi 'ternyata' ilmu dan pemahaman kita sudah tercatat dan ditentukan oleh yang Maha Segalanya jauh jauh hari sebelumnya sesuai dengan kehendaknya,  begitu pula dengan kedewasaan kita dalam bermain catur di suatu komunitas.

Saya yang bermain catur pada level tengah, sering menang yang juga sering kalah, mencoba menerapkan teknik komunikasi bercatur dengan gaya yang lain. Ringkasnya saya memberikan kemenangan kepada orang orang yang sering saya kalahkan, tentunya teknik memberikan kemenangan ini haruslah diberikan dengan cara yang 'halus'. Dari yang mungkin level berfikir kita 'lima langkah kedepan' lawan kita kalah, levelnya kita turunkan menjadi 'tiga atau empat langkah kedepan. Atau mungkin lawan kita pada permainan level lupa (kesalahan langkah), kita pun harus berada dalam level di bawahnya, mungkin dibawahnya, katakanlah level lupa lupa ingat.

Ternyata respons yang saya dapatkan sangat menyenangkan, disamping teman teman mendapat kemenangan dalam bercatur, mereka mendapatkan kesenangan yang luar biasa karena merasakan moment kemenangan, juga berdampak pada mental mereka sehingga mereka lebih bersemangat dalam bercatur melawan saya.

Inilah moment yang membuat saya 'mberebes mili' (mata saya basah karena terharu) bisa berbagi, walaupun berbagi dalam hal yang paling sederhana. Mungkin juga bisa kita kembangkan dalam konsep yang lebih luas dan bermakna.

 Tulisan ini saya buat termotivasi dan terinspirasi dari tulisan kawan kawan di kompasiana, terutama Mas Ronald Wan dan Opa Tjiptadinata Effendi. Salam menulis dan saling membahagiakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun