Mohon tunggu...
Rizal AkbarTatuhey
Rizal AkbarTatuhey Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Saya suka tentang perkembangan berita

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tahun 1999, Sebuah Anugerah Tuhan Lahir di Tanah Papua

24 Mei 2024   14:28 Diperbarui: 24 Mei 2024   14:56 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di kota Jayapura, Papua, suara gemuruh langit memecah kesunyian daerah Waena Asmil Denzipur 10/Kyd. Angin lembut membelai pepohonan, menyapu aroma tanah basah hujan yang baru saja reda. Tepat pada tanggal 28 Maret 1999, sebuah anugerah tuhan lahir ke dunia.

Di ruang bersalin  suara bayi yang pertama kali menangis memecah keheningan. Itu adalah suara kehidupan baru yang berawal dari sentuhan hangat seorang ibu yang bernama Rina. Dalam kecupan cinta yang tak terukur, seorang bayi laki-laki yang diberi nama Rizal Akbar Tatuhey menghirup udara Papua untuk pertama kalinya.

Bayi kecil itu, dikelilingi oleh senyum bahagia kedua orangtuanya, adalah cahaya kecil yang menghiasi sebuah keluarga. Di Jayapura yang subur dan penuh keindahan alam, ia membuka mata ke dunia yang menanti dengan keajaiban dan petualangan. Setiap langkah pertamanya, setiap senyum dan tangisannya, menjadi bagian dari kisah yang mengalir deras di sungai-sungai Papua, mengalir dari masa lalu ke masa depan.

Dengan langit biru yang luas di atasnya dan alam yang memeluknya erat, tempat kelahirannya, Waena Asmil Denzipur 10/Kyd, menjadi saksi bisu dari awal perjalanan hidupnya yang indah. Di sinilah cerita seorang anak yang bersuku Maluku yang lahir di tanah Papua dimulai, dengan mimpi-mimpi yang melambung tinggi.

Setelah menjali hidup bersama kedua orang tua dan saudara perempuan kandungnya hingga kelas 1 sekolah dasar. mereka kembali ke tanah asal suku mereka yaitu di Maluku tepatnya kota Ambon, dengan alasa meninggalkan Papua karena ayah nya yang bernama Zainal Tatuhey di perintahkan untuk berdias di kampung halaman. 

Seiring berjalannya waktu, ketika selesai menjalani pendidikan hingga ke Sekolah menengah atas. Rizal Memilih untik menlanjutkan profesi sang ayah menjadi abdi negara yaitu menjadi seorang tentara.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun