Mohon tunggu...
Riza Bahasuan
Riza Bahasuan Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi Branding & Digital Marketing

Praktisi branding dan digital marketing dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. Memiliki keahlian dalam mengoptimalkan nilai pelanggan dengan berbagai teknik dan tools digital marketing. Termasuk dalam memberikan pendampingan, pelatihan dan konsultasi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

UKM Bali Optimis Masuk Pasar Global

28 September 2018   06:19 Diperbarui: 2 Oktober 2018   12:29 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak I Gede Wayan Suamba dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali mengungkapkan bahwa nilai ekpor Bali pada tahun 2017 sebesar $679,59 juta, dan sekitar 65% adalah produk kerajinan, produk kerajinan tersebut di dominasi oleh tenun, kerajinan tangan dan perhiasan perak.

Didukung dari data BPS Bali, nilai ekspor ini mengalami peningkatan $105,35 juta dari tahun 2016. Bapak I Gede Wayan Suamba pun optimis nilai ekspor tersebut akan naik di tahun 2018 dan tahun tahun yang akan datang.

Hal tersebut diungkapkan dalam acara JNE Kopiwriting bersama Kompasiana di Hotel Aston Bali (27/9). Di acara tersebut hadir Bapak I Gede Wayan Suamba, A.A.A. Mas Utari Noviyanthi selaku pemilik Bee Handycraft, Ni Luh Ary Pertami Djelantik pemilik Niluh Djelantik dan Reza Arfandy selaku Head of Cargo Sales JNE Freight.

Saya merangkum beberapa poin penting yang diungkapkan narasumber diacara tersebut, yaitu permasalahan UKM di Bali dalam menghadapi ekspor, bagaimana upaya pelaku usaha dalam pasar global dan apa peran JNE dalam membantu UKM go global.

Permasalahan UKM Bali Menghadapi Ekspor

Produk produk UKM di Bali tidak hanya diminati oleh pasar lokal, namun juga global. Produk kuliner, fashion dan kecantikan adalah produk yang paling banyak di produksi di Bali, dan produk tersebut mampu tembus pasar global.

Bali memiliki 313.822 UKM per Maret 2018. Jumlah tersebut akan mengalami peningkatan melihat trend jumlah UKM cenderung naik di lima tahun terakhir. Dari jumlah tersebut, belum banyak pelaku yang siap ekspor dilihat dari segi pemasaran, mutu produk dan saluran distribusi.

Hal tersebut ditambahkan oleh Bapak Suamba bahwa UKM di Bali memiliki permasalahan sebagai berikut:

  • Kurangnya desainer yang memahami keinginan pasar (riset)
  • Kurangnya memahami packaging yang menunjukan mutu (desain)
  • Kurangnya kepedulian pendaftaran merek (legalitas)

Menurut saya permasalahan ditersebut dialami oleh UKM karena keterbatasan informasi dan kemampuan dalam memasarkan produknya. Memasarkan produk bukan soal jualan, namun bagaimana memahami keinginan dan kebutuhan pasar, membuat produk yang disukai dengan harga yang pas, jalur distribusi yang relevan dan promosi yang menarik.

Upaya Pelaku Usaha di Pasar Global

Niluh Djelantik mengungkapkan bahwa menjaga kualitas produksi dan pelayanan serta inovasi dalam pembuatan produk merupakan tantangan utama yang harus siap dihadapi oleh pelaku usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun