Mohon tunggu...
riyan fernandes
riyan fernandes Mohon Tunggu... Guru - Peminat Baca

Hobi makan Suka nendang bola suka nulis hal yg kdg gak penting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mimpi Anak Negeri dan Multiple Effect Bernama Semen Padang (Catatan 110 Tahun Semen Padang)

5 Maret 2020   10:00 Diperbarui: 5 Maret 2020   10:26 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika disebutkan angka 110 tahun, apa yang terpikirkan oleh kita?. Kalau itu usia seorang manusia, tentu manusia itu adalah manusia yang sudah sangat tua dan sepuh. Jawaban itu mungkin cocok, kalau subjek yang ditanyakan adalah umur manusia, namun jika yang ditanyakan adalah usia sebuah perusahaan, yang sudah berumur 110 tahun, lalu apa yang menjadi pikiran kita?.

Jawaban dari penulis jika mendapatkan pertanyaan tersebut adalah: Pertama, perusahaan itu tentu perusahaan yang sudah sangat matang dengan produk yang betul-betul bermutu dan berkualitas, sehingga keunggulan produknya mampu melintasi zaman. Kedua, perusahaan itu pasti perusahaan yang memberikan multiple effect terhadap kehidupan.

Lalu, perusahaan apakah yang dimaksud? Perusahaan itu adalah PT. Semen Padang. Pabrik semen pertama di Indonesia dan kebanggaan Ranah minang itu ternyata pada tahun ini tepat berusia 110 Tahun.  Motto "Kami telah berbuat sebelum yang lain memikirkannya" benar-benar bisa menggambarkan bagaimana perjalanan panjang Semen Padang yang usianya jauh lebih tua daripada Republik Indonesia tercinta ini.

Berbicara sejarah, pendirian Semen Padang erat kaitannya dengan ditemukannya batu-batu menarik oleh Carl Christophus Lau, seorang perwira Belanda berkebangsaan Jerman di kawasan Indarung pada tahun 1906. Carl Christophus Lau kemudian mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan Pabrik Semen di wilayah Indarung. Permohonan yang kemudian diterima lebih kurang tujuh bulan setelahnya. Seiring permohonannya disetujui, Carl Christophus Lau kemudian menggandeng beberapa perusahaan untuk bermitra. Dan jadilah pada Tanggal 18 Maret 1910 Pabrik Semen bernama NV Nederlandsch-Indische Portland Cement Maatschappij atau NIPCM resmi beroperasi.

Sejarah panjang Semen Padang juga mencatat bagaimana pasang surut pabrik semen dengan lambang kepala kerbau ini. Pabrik ini sempat berpindah tangan dari Belanda ke Jepang, kemudian kembali lagi ke Belanda, sampai kemudian di Nasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. Setelah di-Nasionalisasi, Semen Padang sempat jatuh bangun sampai pabrik tersebut mau dijual sebagai besi tua. Pada akhirnya, dengan peran semua pihak Semen Padang mampu bertahan menghadapi gelombang kehancuran.

Namun, disini kita bukan akan membahas sejarah panjang Semen Padang, karena sejarah tersebut sudah banyak tercatat dalam berbagai media, seperti media cetak melalui buku, penelitian hingga jurnal-jurnal ilmiah yang tersimpan rapi di perpustakaan-perpustakaan. Begitu pun dengan media daring saat ini, beragam informasi sudah tersedia dan terdapat di website dan situs-situs yang bertebaran di Internet.

Lantas, apa yang ingin dibahas pada artikel ini?. Simpel saja, penulis  ingin memparkan sudut padang pribadi penulis dalam Tema : 110 Tahun Semen Padang Membangun Negeri.

110 Tahun Semen Padang Membangun Negeri. Kalimat tersebut bila diartikan dalam lingkup sempit, mempunyai makna, bahwa selama 110 tahun Semen Padang telah membangun negeri. Kalimat tersebut akan terlihat sangat tepat, karena memang Semen Padang adalah pabrik semen yang berguna untuk mendukung pembangunan sebagai bahan baku utama. Hal itu bisa kita lihat dari pembangunan fasilitas-fasilitas yang ada, sebagai contoh, Jembatan Ampera di Kota Palembang merupakan jembatan yang menggunakan Semen Padang dalam pengerjaan bangunannya.

Harus diakui, Semen Padang merupakan 1 dari empat proyek vital yang sangat mendukung perkembangan dan kemajuan Sumatera Barat. Tiga proyek berikutnya adalah Pelabuhan Teluk Bayur, Tambang Batu Bara di Ombilin dan Jaringan Jalur kereta api yang menghubungkan kota-kota di Sumatera Barat. Kesemuanya adalah bangunan-bangunan yang menggunakan Semen Padang.

Pemanfaatan Semen Padang selain kepada empat proyek strategis diatas, juga terasa dalam pengerjaan berbagai macam bangunan yang sampai saat ini masih berdiri kokoh. Sebut saja yang menjadi Landmark Kota Bukittinggi, Jam Gadang. Atau dua banteng yang berada di Kota Bukittinggi dan Batusangkar, Benteng Fort De Kock dan banteng Van Der Capellen, dua banteng yang jadi saksi bisu Perang Padri yang melanda Ranah Minang. Begitu juga Museum Ransoem, Tambang Batubara di Ombilin atau Museum Kereta Api yang semuanya adalah proyek yang menggunakan Semen Padang.

Dampak pembangunan yang masih terasa sampai saat ini, adalah salah satu bukti bahwa Semen Padang selama 110 Tahun selalu membangun Negeri. Kualitas dan keunggulan Semen Padang mampu bertahan hingga ratusan tahun. Ibarat pepatah Minang, kualitas Semen Padang itu "tidak lekang oleh panas, tidak lapuk oleh hujan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun