Mohon tunggu...
Rivan Hilmi
Rivan Hilmi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penerapan Metode Pembelajaran Reciprocal Teaching Dalam Meningkatkan Aktifitas Belajar Matematika Siswa

18 Juli 2017   10:21 Diperbarui: 18 Juli 2017   10:49 11911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Segitiga Siku-siku sama kaki

       Subarinah (2006 : 1) memandang istilah matematika sebagai berikut : "Matematika merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan struktur yang terorganisasi memuat sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya".

       Pengajaran matematika menuntut siswa menunjukkan sikap yang aktif, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab. Tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran matematika, belum tercapai sebagaimana yang diharapkan. Seringkali guru menemukan siswa tidak berani mengemukakan pendapat maupun bertanya. Dalam bekerja kelompok banyak dari anggota kelompok yang hanya mencantumkan nama saja tanpa ikut berpartisipasi dalam kelompok. Tanggung jawab siswa rendah baik terhadap dirinya sendiri, maupun terhadap kelompok.

       Mengajarkan matematika memerlukan model dan pendekatan agar siswa lebih mudah memahami materi dan meyelesaikan masalah mengenai materi yang diajarkan. Model pembelajaran matematika harus mengubah situasi guru mengajar kepada situasi siswa belajar. Guru memberikan pengalamannya kepada siswa sebagai pengayom, sebagai sumber tempat bertanya, sebagai pengarah, sebagai pembimbing, sebagai fasilitator, dan sebagai organisator dalam belajar.

Reciprocal Teaching.

Pengertian metode pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

       Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah Model pembelajaran terbalik  (reciprocal teaching).  Model pembelajaran terbalik  (reciprocal teaching) merupakan konsep baru dalam pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga dapat membantu memecahkan kebutuhan yang sering dihadapi dalam penggunaan model pembelajaran yang sudah usang.


       Reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pembuatan / pengajuan pertanyaan (Trianto, 2007 : 96). Menurut Sriyanti dan Marlina ( 2003:118 ) pembelajaran terbalik merupakan  salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.

       Menurut Suyatno (2009 : 64), reciprocal teaching merupakan strategi pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa ketrampilan-ketrampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru. Pembelajaran menggunakan reciprocal  teaching harus memperhatikan tiga hal yaitu siswa belajar mengingat, berfikir dan memotivasi diri. Dalam reciprocal teaching, guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat (Trianto, 2007 : 96).

       Pembelajaran terbalik  (reciprocal teaching) ini merupakan model yang dirasa dapat membantu meningkatkan aktivitas, karena dengan menerapkan pembelajaran terbalik  (reciprocal teaching) siswa diutamakan dapat menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari  persoalan yang disodorkan kepada siswa. Manfaatnya adalah dapat meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif berdiskusi dan menjelaskan hasil pekerjaannya dengan baik.

Langkah-langkah pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

       Menurut Cole (1990) pada model reciprocal teaching, siswa diajarkan empat srategi pemahaman mandiri yaitu merangkum, mengajukan pertanyaan dan penyelesaiannya, mengklarisifikasi atau menjelakan serta memprediksi bahan ajar. Rincian dari empat strategi pemahaman mandiri tersebut sebagai berikut : 1) Merangkum (summarizing). Pada strategi pemahaman ini siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan membuat ikhtisar tentang informasi-informasi penting dari suatu bahan ajar yang telah dibaca. Bahan ajar tersebut dapat diringkas oleh siswa dalam bentuk kalimat-kalimat maupun paragraf-paragraf yang dibuat sendiri. 2) Mengajukan pertanyaan (question generating).  Pada strategi pemahaman ini siswa memikirkan pertanyaan penting yang dapat ditanyakan dari apa yang dibaca dan meyakinkan dapat menjawab pertanyaan tersebut. 3) Mengklarifikasi (clarfying). Pada strategi pemahaman ini siswa, mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari bagian bacaan dan selanjutnya memeriksa apakah kita berhasil membuatnya masuk akal. 4) Memprediksi (predicting). strategi pemahaman ini terjadi ketika para siswa memprediksi (menduga) apa yang akan mungkin dibahas oleh penulis pada bagian tulisan selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun