Di balik rimbunnya pepohonan dan sejarah panjang yang membentuk kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) Ir. H. Djuanda, terdapat satu aspek penting yang kerap tidak disadari secara langsung oleh pengunjung: ketersediaan dan pengelolaan fasilitas atau amenities yang mendukung keseluruhan pengalaman wisata. Dalam konsep pengembangan destinasi berbasis 7A, amenities memegang peran krusial karena menjadi elemen pendukung kenyamanan, keamanan, serta keterlibatan pengunjung selama berada di suatu tempat wisata.
TAHURA Djuanda sebagai kawasan konservasi dan ekowisata memiliki karakteristik yang unik. Ia bukan sekadar ruang hijau, melainkan ruang yang hidup menyimpan jejak sejarah, fungsi edukatif, dan nilai ekologi. Maka, kehadiran fasilitas penunjang tidak hanya bersifat pelengkap, tetapi juga menjadi jembatan antara alam dan kebutuhan dasar manusia dalam berwisata.
Salah satu fasilitas paling terlihat adalah jalur trekking yang terbentang cukup panjang, menghubungkan berbagai titik bersejarah dan pemandangan alam seperti Goa Jepang, Goa Belanda, hingga Curug Omas. Jalur ini tidak hanya berfungsi sebagai akses, tetapi juga sebagai media edukatif. Papan-papan informasi tentang jenis pohon, ekosistem, serta penjelasan sejarah menjadi pengetahuan tambahan yang memperkaya pengalaman wisatawan. Di beberapa titik jalur, terdapat tempat duduk dari kayu dan gazebo sederhana yang menyatu dengan suasana hutan, memberi ruang bagi wisatawan untuk beristirahat tanpa harus keluar dari suasana alami yang ditawarkan kawasan ini.
Selain itu, kehadiran warung atau kantin kecil yang dikelola warga sekitar juga menjadi bagian dari Amenities yang mencerminkan kolaborasi antara pengelola dan masyarakat lokal. Beberapa pengunjung memanfaatkan tempat ini untuk menikmati camilan ringan atau sekadar membeli minuman setelah menyusuri jalur panjang di dalam kawasan hutan. Kehadiran mereka tidak hanya memberikan layanan, tapi juga mendukung perekonomian warga sekitar.
Area parkir yang cukup luas di pintu masuk utama menjadi bagian tak terpisahkan dari kenyamanan awal pengunjung. Lokasi ini juga menjadi tempat transit bagi pengunjung yang datang menggunakan transportasi daring, sehingga memudahkan mobilitas masuk-keluar kawasan. Petugas di loket tiket dan pusat informasi pun memberikan kesan pertama yang cukup ramah. Meskipun fasilitasnya sederhana, fungsi pelayanan ini cukup membantu, terutama bagi wisatawan yang belum familiar dengan peta dan alur eksplorasi TAHURA.
Keseluruhan fasilitas atau Amenities di TAHURA Djuanda menunjukkan bagaimana kawasan ini mencoba menjaga keseimbangan antara kelestarian lingkungan dan kenyamanan wisata. Tidak semua kebutuhan wisatawan modern harus dipenuhi secara berlebihan justru, di sinilah tantangan dan keunikan TAHURA yang memberikan pengalaman berwisata yang nyaman, namun tetap menjaga kesederhanaan dan keaslian suasana hutan kota.
Pengunjung yang datang tidak hanya ditawari pemandangan atau aktivitas, tetapi juga dilibatkan dalam suatu pengalaman yang menyeluruh dimulai dari bagaimana mereka mengakses fasilitas, menikmati waktu di tengah hutan, hingga bagaimana mereka kembali ke rumah dengan kesan mendalam. Amenities menjadi simpul kecil yang membuat keseluruhan perjalanan terasa terorganisasi, menyenangkan, dan tentu saja, layak untuk diulang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI