Orang Arab itu memang ganteng dan cantik. Terutama yang berkulit putih. Postur tubuh yang rata-rata tinggi jika dibandingkan dengan orang Indonesia. Badan tegap, rambut warna gelap hingga kecoklatan, alis dan bulu mata lebat, kumis, jambang dan jenggot tebal, badan sintal, hidung mancung dan seterusnya, silahkan tambahkan sendiri…. Herannya, rata-rata, laki-laki Arab “tampang boros”....hehehe. Umur baru seperempat abad namun terkesan sudah tua. Dan cenderung botak pula....*maap-maapp :D
Ingat seorang pemuda Uni Emirat Arab (UAE) yang super ganteng lalu 'diusir' dari sebuah pameran di Riyadh karena kegantengannya dianggap mampu menyihir perempuan-perempuan Saudi hingga termehek-mehek lupa diri? Ya, dialah Omar Borkan Al Gala. Nah.....ini sebuah contoh saja tentang ketampanan seorang Arab.
[caption id="attachment_309215" align="aligncenter" width="300" caption="Doc. FB Omar Borkan Al Gala"][/caption] Untuk memelihara ketampanan, merupakan pemandangan yang lumrah dimana salon untuk kaum Adam ini lebih terekspos dimana-mana. Dengan tulisan “Saloon” di muka sebuah toko kemudian ditambahkan nama salonnya, dari luar nampak dengan jelas aktifitas yang sedang berlangsung. Kaca yang mengelilingi dinding salon membiarkan mata orang yang lalu lalang di depannya melihat dengan jelas para lelaki sedang mempertampan diri. Ada yang sedang memotong rambut, kumis, jambang dan jenggot, ada yang sedang facial, mencabut bulu hidung, pedi cure-madi cure, dan mengganti warna rambut.
Kalau di Jeddah, Hair Beautician-nya pada umumnya dimonopoli oleh pekerja dari Filipina. Untuk kalangan yang Hi-class, para pemangkas dari Lebanon lebih OK. Dengan seragam putih-putihnya, para Kabayan ini (sebutan untuk laki-laki Filipina) trampil melaksanakan tugasnya dan lebih ramah karena senang mengajak kastemernya bercakap-cakap. Tapi sering ‘aneh’ juga, tak jarang dijumpai body language mereka agak keperempuan-perempuanan, ngondek :D
Salon untuk perempuan, pada umumnya dikenal dengan sebutan ‘Beauty Center’. Tempatnya tertutup. Jika lokasi salon bukan di sebuah rumah tetapi di pusat komersial, maka untuk masuk ke dalamnya memerlukan berlapis-lapis pintu lewat. Pertama pintu gerbang. Disitu terdapat bel dan ‘kotak suara’ yang digunakan untuk mengecek pengunjung. Terus masuk ke dalam melewati pintu resepsionis dan tempat menggantungkan Abaya. Baru selanjutnya masuk ke tempat praktek. Aktifitas di dalamnya sama saja seperti salon kecantikan pada umumnya yakni memotong rambut, facial, make-up, tattoo, medi pedi, sanggul, dan lain lain. Dari luar, semua aktifitas perawatan tidak nampak sama sekali. Lagi-lagi, TKW asal Filipina mendominasi pekerjaan ini.
Berapa biayanya? Harga potong rambut untuk laki-laki rata-rata minimal SR25 dan perempuan SR35.
Kemana orang Indonesia nyalon? Potong rambut dan lainnya biasanya cocok-cocokan, maka tak menjadi halangan untuk ke salon mana saja. Kalangan ‘Sosialita Indonesia’ tak jarang yang memanjakan dirinya ke salon kelas internasional, sebut saja misalnya salon Jamaluki ,Rubayyat, di kawasan Tahlia street. Tangan-tangan terampil orang Lebanon yang mampu memuaskan penampilan maksimal Madam-Madam ini. Ya, dong...ada kualitas atas harga yang tidak sedikit. Ratusan hingga ribuan Reyal meluncur dari dompet tebal sang Madam.
Nama Salon Cepi, di Syarafeyyah, adalah sebuah nama paling popular dan top bagi kalangan Indonesia. Salonnya kecil saja namun pria asal Sunda ini memiliki banyak langganan, mulai dari diplomat Indonesia, pengusaha hingga anak-anak. Tak jarang juga Cepi mendapat panggilan ibu-ibu ke rumah untuk dipotongkan rambutnya. Ongkos pangkasnya juga tidak semahal Salon Arab.
Untuk kalangan ibu-ibu mukimin Indonesia lainnya, ketrampilan tangan teman-teman sendiri menyulap wajah menjadi lebih cantik, model rambut lebih trendi dan tetap kece di hadapan suami. Namun karena disini penampilan luar tak terlalu dipentingkan karena keluar rumah selalu dalam keadaan tertutup maka banyak ibu-ibu yang memotong rambutnya kalau sedang pulang kampung di Indonesia.
Bersambung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI