Urusan perumahan dan pertetanggaan, ada ceritanya juga. Dengan posisi para suami yang lumayan, biasanya perumahan termasuk salah satu fasilitas yang disediakan kantor atau perusahaan. Anda yang baru pertama kali masuk ke Saudi, sebaiknya simak informasi ini.
Disini dua istilah sering digunakan untuk tempat tinggal. Pertama, Apartemen atau Syugah. Apartemen adalah bangunan yang rata-rata terdiri dari empat sampai enam lantai. Lantai dasar biasanya untuk parkir dan kamar supir serta penjaga. Lantai pertama hingga ke lima disewakan untuk  umum, baik orang lokal maupun asing. Dan lantai paling atas, didiami oleh pemilik. Lantai atap tanpa genteng atau Suttuh, merupakan halaman luas dan terbuka yang digunakan untuk aneka keperluan, terutama digunakan si pemilik.
[caption id="attachment_306246" align="aligncenter" width="300" caption="Apartemen"][/caption] Kedua, Vila. Vila adalah bangunan rumah besar dengan satu atau dua lantai. Berpagar tembok setinggi rata-rata tiga meter mengelilingi seluas tanah rumah tersebut. Bagian muka dalam pagar tembok tadi, dibangun beberapa kamar untuk penjaga, pengawal dan supir. Vila-vila orang Arab tajir kaya raya, apalagi para Amir, paling tidak vilanya berdiri di atas tanah minimal satu hektar dengan bangunan besar, megah dan dengan rancangan arsitektur yang semakin modern. Tidak sedikit sekarang ini, disaat Arab sedang meraup keuntungan berlipat ganda dari harga minyak dunia yang gila-gilaan, vila dibuat dengan desain yang aneh-aneh dan over decorated. Emas, perak bukan lagi cerita dongeng seribu satu malam, tapi benar-benar kenyataan! Untuk kita orang Indonesia yang tinggal di Jeddah, kalau bukan karena fasilitas dari kantor, sangat sayang kalau harus menyewa vila. Selain mahal juga ukurannya terlalu besar, meskipun itu vila tua. Dan lagi sekarang, vila-vila tua mulai diruntuhkan dan dijadikan pusat komersial. Anda yang datang membawa keluarga, anak-anak dan isteri, sebaiknya pilihlah tinggal di compound atau kompleks perumahan. Kompon itu pada umumnya terdiri dari beberapa belas atau puluh Vila atau Apartemen dengan kelengkapan sarana, seperti: Security 24 jam, School Bus, Shopping Bus, Kolam Renang, Play Ground, Lapangan Tenis, Party Hall, Garasi, Parabola, dan Mini Market. Ini yang lengkap. Tapi paling tidak, cari yang menyediakan Bus Sekolah. Supaya suami tidak repot dan Anda sebagai isteri juga tidak kalang kabut mengantar anak sekolah. Biasanya Bus Sekolah ini akan digunakan juga untuk mengantar para Madam (ibu-ibu) untuk berbelanja dengan jadual dari Manajemen Kompon. Kadang jadualnya bisa dua kali sehari. Pagi dan petang. Pokoknya ini tergantung compoundnya. Tapi ada juga compound yang tidak menyediakan fasilitas apa-apa. Jadi compound ini hanya sekumpulan Apartemen atau Vila saja yang dijaga oleh petugas keamanan .
[caption id="attachment_306249" align="aligncenter" width="300" caption="Compound"]

Berapa sewanya? Tergantung lokasi. Semakin ke daerah elit, tentu semakin mahal. Kedua, semakin besar dan banyak sarananya, semakin mahal sewanya. Ketiga, semakin banyak orang asingnya, terutama Bule dan penghuni yang berpaspor Amerika, Inggeris dan Kanada, walaupun aslinya mereka orang Arab, India, atau Pakistan, semakin ketat sistem keamanannya, semakin repot tamu berkunjung karena selalu ditanya identitas dan pemeriksaan lainnya di bagian security yang seringkali merepotkan.
Apa lagi sewaktu tingkat keamanan negara sedang tinggi, seperti misalnya sewaktu kasus teroris, maka kompon-kompon dengan penghuni warga asing akan mendapatkan pengamanan sangat ketat dengan tambahan pagar kawat berduri, jalan berliku dengan road block dan tank beserta tentara dalam posisi siaga. Ah, serem juga....seperti mau perang saja.
Apa keuntungannya tinggal di kompon? Walaupun tinggal di kompon lebih mahal, namun ada beberpa hal yang lebih membuat senang. Pertama, dengan sarana yang ada kita tidak repot. Kedua, ini yang perlu jadi pertimbangan, anak-anak dan isteri tidak bosan. Anak-anak bisa bermain dan berteman dengan bebas. Dengan sendirinya kemampuan berbahasanya akan bertambah. Terutama bahasa Inggeris, karena pada umumnya masyarakat kompon menggunakan bahasa Inggeris sebagai bahasa pergaulan. Ibu-ibu punya banyak teman karena banyak tetangga. Bisa mengundang teman untuk kumpul-kumpul atau pesta.
Namun, disamping kemudahan tadi, ada juga kekurangannya (atau ini juga kelebihannya?), diantaranya orang bebas berpakaian apa saja, bahkan yang sangat minim sekali pun. Berjalan-jalan dengan anjing-anjing besar peliharaannya. Orang berbikini ria di Kolam Renang. Percampur bauran pergaulan laki-laki dan perempuan.
Nah, kalau bukan tinggal di compound, lalu dimana? Anda bisa tinggal di Apartemen atau Vila biasa. Biasanya fasilitas yang tersedia ada yang dengan perabot, ada yang tidak. Bagi Anda yang hanya berdua suami isteri, pilihan tinggal di Apartemen, dari segi penghematan, bisa dipertimbangkan. Tapi kalau punya anak, apa lagi anak tunggal, mungkin anak akan merasa kesepian dan jenuh.
Pada umumnya, orang tidak keluar rumah kalau tinggal di Apartemen, berkurung saja di dalam. Karena tidak ada sarana lain maka hidupnya biasanya dari TV ke TV saja. Sama juga dengan di Vila. Rumah besar dengan pagar tembok setinggi tiga meter yang tidak mengenal hidup bertetangga. Nyaman ketika banyak tamu datang. Kesepian datang setelah itu.
Tapi, banyak juga orang yang kreatif. Dua atau empat keluarga satu bangsa menyewa Apartemen di satu gedung yang sama, berkongsi menyediakan fasilitas dan sarana bersama, sehingga serasa hidup di compund juga. Tapi urusan transportasi sekolah agak repot. Harus diatur sendiri. Entah suami yang harus mengantar jemput atau supir pribadi, atau berlangganan dengan orang yang terpercaya.
Sewa Apartemen lebih murah daripada Vila. Untuk lokasi daerah yang biasa saja, dengan dua Kamar Tidur, minimal seharga SR. 15.000 – SR. 25.000/ tahun. Sedangkan Vila sekitar SR. 60.000, tanpa perabot. Sedangkan Apartemen atau Vila Kompon, harga sewa minimal SR. 80.000/per tahun.
Fasilitas umum lainnya adalah, Listrik dengan tegangan 110/220 volt dan minimal di setiap rumah tersedia 6000 Watt. Di semua compound, Air bersih bagian dari servisnya sedangkan di Vila dan Apartemen harus berlangganan dan mengurus sendiri. Biaya pemakaian Listrik dan Air sangat murah dibandingkan dengan Indonesia. Setiap rumah pasti memiliki AC karena pada umumnya jendela rumah jarang dibuka, apalagi jika musim panas tiba dengan suhu bisa sampai 50 C.
Baik Vila maupun Apartemen, ada Balkonnya. Cantik-cantik dan indah. Tapi sayang, bukanlah pemandangan yang umum penghuni bersantai sambil minum teh dan membaca koran di teras Balkon. Kalau Anda nekat juga duduk-duduk disitu, apalagi perempuan, jangan marah kalau ada seribu mata akan melihat Anda dengan pandangan yang "aneh".
Dulu kami pernah ditolak ketika sedang mencari compound. Sang penjaga setelah tahu kami orang Indonesia, memandang dengan raut muka yang tidak bersahabat menganggap kami tidak akan mampu. Setelah suami menyebut tempat ia bekerja dan gajinya, sekedar "melayani" ocehan sang penjaga, kami dipersilahkan melihat-lihat. Namun sayang, kami kurang berminat. Bukan karena harganya tapi lokasi dan fasilitasnya. Kemudian kami mengatakan bahwa Insya Allah, mungkin kami akan membawa beberapa keluarga Indoensia lainnya. Si penjaga menjawab " Masya Allah, Indonesia bagusss....," katanya sambil meraih tangan suami berjabat tangan.Skor satu-satu.
Dalam hal pertetanggaan, rasanya bentuk hubungan yang terjalin tidak lah seakrab yang menjadi kebiasaan di negeri sendiri. Nyaris antar tetangga, seperti saling tak kenal. Mungkin hal ini terjadi karena pengaruh kultur Arab yang sangat menjaga batas-batas pergaulan beda jenis. Kadangkala merupakan suatu hal yang ‘lumrah’ jika ada tetangga yang ‘menegur’ tetangga lainnnya karena merasa terganggu, misalnya karena tetangga sebelah isterinya cantik tapi tak berkerudung. Teguran akan datang mengingatkan agar tidak menjadi bahan ‘santapan mata’ sang tetangga. Atau, selain teguran, jarak dibuat dengan membangun tembok yang lebih tinggi lagi sebagai cara menjaga privasi agar tidak terganggu tetangga sebelah.
Bersambung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI