Mohon tunggu...
Risyda Johannisa
Risyda Johannisa Mohon Tunggu... Mahasiswa

suka nulis, olahraga, dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Passion atau Penghasilan: Mana yang Sebaiknya Diutamakan?

5 Juli 2025   20:26 Diperbarui: 5 Juli 2025   21:20 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Tidak Semua Harus Cuan: Passion vs Uang, Pilih Mana?

Zaman sekarang, semua hal rasanya bisa dijadikan cuan. Membuat konten, memasak, bermain game, bahkan curhat pun bisa dimonetisasi. Tetapi di balik semangat "semua bisa jadi uang", muncul pertanyaan yang cukup dalam: kalau sesuatu itu disukai, harus selalu dijadikan sumber penghasilan?

Antara Hobi dan Tuntutan Finansial

Banyak yang memulai sesuatu karena suka. Ada yang senang menggambar, menulis, bermusik, atau membuat video. Awalnya dilakukan dengan hati senang, tapi lama-lama ada tekanan:

> "Sayang banget kalau nggak dimonetisasi."
"Kan bisa jadi side job."

Padahal, begitu sesuatu yang disukai mulai dikejar untuk "menghasilkan", rasanya bisa berubah. Aktivitas yang awalnya bikin rileks, justru malah terasa seperti beban.

Uang Itu Penting, Tapi...

Tidak bisa dipungkiri, kebutuhan finansial itu nyata. Ingin mandiri secara ekonomi, membantu keluarga, atau punya tabungan untuk masa depan, itu hal yang wajar. Tetapi ketika semua hal diukur dari seberapa besar penghasilan yang bisa dihasilkan, kadang justru passion yang dikorbankan diam-diam.

Contoh Nyata: Jerome Polin dan Passion yang Dibawa Santai

Salah satu contoh nyata anak muda yang berhasil menyeimbangkan passion dan penghasilan adalah Jerome Polin. Ia mulai dikenal lewat channel YouTube "Nihongo Mantappu" yang awalnya berisi konten belajar matematika dan kehidupan di Jepang. Bukan demi viral atau mencari uang, tapi karena memang suka berbagi ilmu dan cerita.

Seiring waktu, kontennya berkembang, penonton bertambah, dan akhirnya channel-nya pun menghasilkan. Tetapi menariknya, Jerome tetap menjaga tujuan awalnya: membuat konten yang ia suka dan ia percaya bisa berdampak positif.

Ia bahkan pernah menolak kerja sama dengan brand tertentu karena tidak sesuai dengan prinsip dan nilai yang ia pegang. Artinya, meskipun penghasilan penting, ia tetap memprioritaskan passion dan kejujuran dalam berkarya.

Passion Itu Perlu Dikasih Ruang

Tidak semua hal harus dijadikan pekerjaan. Terkadang, melakukan sesuatu tanpa tujuan uang bisa jadi bentuk self-care paling tulus. Di tengah dunia yang serba cepat dan kompetitif, punya satu hal yang dilakukan murni karena suka, itu sangat berharga.

Passion bukan selalu soal kerja di bidang hobi, tetapi tentang punya ruang untuk diri sendiri---melakukan hal yang menyenangkan tanpa tekanan.

Jadi... Harus Pilih Mana?

Jawabannya bisa berbeda-beda untuk tiap orang. Ada yang bisa menjadikan passion sebagai profesi, ada juga yang memisahkannya dan menjadikan hobi sebagai tempat istirahat dari rutinitas.

Yang penting adalah: tahu tujuan, tahu batas, dan jangan sampai kehilangan hal-hal kecil yang bikin hidup terasa lebih hidup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun